Monday, July 20, 2015

[Review Anime] Shigatsu wa Kimi no Uso

Meski agak telat, saya mau mengucapkan selamat Idul Fitri 1436 Hijriyah buat yang merayakan.
Mohon maaf lahir dan batin!

---------------

Atas ke bawah: Watari - Kousei - Kaori - Tsubaki




Ngelantur Sebentar:

Curhat dikit ya.

Sebenernya anime ini udah saya tonton episode 1-nya pas ongoing. Namun karena firasat saya mengatakan 'ada hal buruk di sini' (pikiran saya ke arah netorare, PHP, atau friendzone yang nyebelin), makanya saya stop nonton setelah episode 1. Setelahnya saya masih donlot sampe episode 7, TAPI nggak ditonton juga.
Konon katanya, no pic = hoax.
Liat tanggal episode 7? 28 Desember 2014. Saya stop donlot setelah itu.

Aneh bin ajaib, bulan lalu saya terdorong untuk donlot semuanya. Maka jadilah demikian:
Begitulah.
Berhubung libur, langsung maraton 22 episode nggak pake lama. Saya bener-bener nggak menyesal nonton dalam sekali hantam. Firasat buruk saya juga runtuh total karena terbukti nggak ada satu pun elemen yang saya sebutkan tadi.

四月は君の嘘; Shigatsu wa Kimi no Uso. Kebohonganmu di Bulan April.[1]

Alunan melodi 22 episode yang disatukan oleh sebuah kebohongan yang indah. Juga menguras air mata, tentunya.

[1] = sebenernya secara literal artinya "Bulan April Adalah Kebohonganmu" karena partikel は itu berfungsi sebagai penanda subjek. Tapi persetan dah! XD



Sinopsis:

Pengalaman traumatis mengantar sang jenius piano, Arima Kousei, pada suatu kondisi psikologis yang menyebabkannya kehilangan kemampuan untuk bermain piano. 

Hidup sehari-hari pun tampak monoton di matanya hingga pertemuannya dengan seorang pemain violin, Miyazono Kaori, yang mengembalikan warna bagi hidup Kousei. Seseorang yang sanggup membawanya berani melangkah lagi, hingga...
I met the girl under full-bloomed cherry blossom, and my fate has begun to change.




Review:


Satu lagi drama sinting yang muncul di musim gugur!

Setelah Sakurasou Pet na Kanojo (meski ini banyak lawaknya) dan Nagi no Asukara, musim Fall 2014 menyuguhkan sesuatu yang sukses bikin saya nangis-nangis. Sakurasou untuk episode 23-nya, Nagi no Asukara untuk banyak scene, dan... Shigatsu wa Kimi no Uso yang juga bikin saya sesenggukan di banyak adegan.

Format biasa. Kelebihan!
DON'T TRY THIS AT HOME! Kalo mau nyoba, di jalanan aja. #sesat #bletak

Sonata No.1 - Visual!

Masih nggak puas sama visual dari A-1 Pictures yang cerah berwarna-warni plus penggambaran background yang luar biasa? Segera periksakan mata anda ke dokter mata terdekat. Desain karakternya juga oke-oke, dengan mulut yang lebih realistis dibanding anime kebanyakan (yang seringkali lobang mulutnya super imut). Buat yang nggak suka, itu murni masalah selera. Di manga-nya juga nggak beda jauh, lebar-lebar juga kok.
"Tak gendong, ke mana-mana." - Alm. Mbah Surip. #plak

Sonata No.2 - Audio!

Opening theme 1 yang berjudul Hikaru Nara dari Goose House, sukses bikin saya jatuh hati dalam sekejap. Di antara soundtrack opening dan ending, saya pribadi paling suka dengan yang ini. Bukan berarti sisanya jelek-jelek, cuma kuping saya memilih OP 1 sebagai yang paling enak untuk didengerin sehari-hari.

What else?

Tidak lain adalah... musik klasik! Performa-performa musik klasik yang ditampilkan bener-bener menggugah perasaan.

Saya sempet bilang di review anime sebelah kalo saya tergolong penikmat musik klasik. Dan anime ini sukses menjerat saya dengan pilihan-pilihan karya klasik yang pas dengan suasana dalam alur cerita. Nggak bisa saya lupakan gempuran Moonlight Sonata (alias Piano Sonata No.143rd movement karya Beethoven yang sukses menjerat perhatian saya di menit-menit awal.

Nah, berhubung protagonis kita adalah pemain piano, nggak sedikit pula karya-karya dari Frederic Chopin yang diperdengarkan di sini. Maklum, dia memang paling banyak bikin karya untuk dimainkan piano. Favorit saya, Etude Op.10 No.12 "Revolutionary", sempet bikin saya heboh sendiri sewaktu dimainkan di episode 19. I mean, that musical piece is about war! Karya itu memang diciptakan Chopin ketika Polandia berjuang untuk merdeka dari Rusia tahun 1831. Cocok banget ditaruh di episode 19 sebagai penggambaran sebuah "revolusi" untuk lepas dari bayang-bayang Kousei.

Lalu yang bener-bener bikin saya nangis darah, episode 22. Sebagai klimaks, Ballad Op.23 No.1 in G minor terlalu cocok sewaktu dimainkan Kousei. Karya ini sebenernya juga diciptakan pada tahun 1831, namun di sini Chopin menumpahkan rasa kesepiannya karena jauh dari kampung halaman (Polandia) yang masih terjajah. Lagi-lagi anime ini berhasil menerjemahkannya ke dalam bahasanya sendiri, dengan 'bumbu' kegalauan yang cocok dengan cerita.

Audio nggak cuma seputar musik. Para seiyuu di sini pun terdengar begitu pas dalam mengisi karakter masing-masing. Taneda Risa, Sakura Ayane, dan Hanae Natsuki berhasil 'memberi nafas' pada Kaori, Tsubaki, dan Kousei.
Full of warmth. *nangis bahagia*

Sonata No.3 - Meaningful!

Udah banyak cerita di muka Bumi (entah anime, manga, novel, film, dst) yang menyuguhkan pesan sentral "kekuatan cinta yang mampu mengubah hidup". Namun Shigatsu wa Kimi no Uso berhasil menyuguhkan pesan tersebut dalam cara yang insanely beautiful. Begitu merasuk ke dalam dada dengan kemurnian dan ketulusan cinta yang diceritakan di dalamnya. Saya sendiri sangat menikmati ketika tenggelam bersama permainan romantika yang begitu polos yang disuguhkan karakter-karakternya.

Kelebihan yang satu ini juga berhasil "menyentil" sesuatu di kepala saya. Untuk bisa maju dan terus melangkah dalam hidup, terkadang seseorang mustahil melakukannya sendiri meski sudah punya tujuan, niat, dan kemampuan. Yang kamu butuhkan hanyalah orang lain, dan lakukan apa yang ingin anda lakukan demi orang tersebut dengan segenap hati. Kadang kita suka melupakan hal ini, sibuk mengejar ambisi sehingga kehilangan esensi. Apapun yang anda lakukan, just do it for the sake of your beloved. Saya yakin--- nggak. Saya tahu kalo hasilnya akan jauh lebih memuaskan dibanding melakukannya demi diri sendiri.

Anime ini juga makin terasa berbobot dengan adanya 2 metafora yang berhasil memberi simbol penuh makna: sakura dan kucing.

Sakura punya arti filosofis tersendiri. Perlu anda ketahui, nggak ada pohon sakura yang berbunga sepanjang tahun (kecuali hasil rekayasa genetik kali ye...). Dia hanya akan mewarnai musim semi dengan keindahan kelopak-kelopak merah mudanya dalam waktu singkat. Beautiful, yet ephemeral. Begitu pula dengan hidup manusia. Singkat, namun sudah selayaknya "mekar penuh" layaknya sakura, menunjukkan semangat hidup secara maksimal dalam hidup yang terbatas.

Kucing! Berhubung saya suka kucing, metafora tentang kucing di sini ikut saya perhatikan. Di sini Kousei mengibaratkan Kaori sebagai kucing. Ada 2 ekor kucing di sini. Yang pertama bermata biru, dan yang kedua bermata hijau. Menurut saya pribadi, keduanya merupakan metafora dari Kaori. Yang bermata biru merupakan simbol hidup Kaori (ep 20 - obvious foreboding), sementara yang bermata hijau merupakan simbol kehadiran Kaori bagi Kousei (ep 22 agak-agak ujung). Sebenernya ada satu lagi, namun yang satu lagi cuma salah satu mental block yang dihasilkan Kousei. Bukan simbol apapun.
BRB meledak.

Sonata No.4 - Eksekusi!

Ini adalah faktor yang AMAT SANGAT LUAR BIASA dari anime ini.

Karena saking luar biasanya, saya akan bicara cukup panjang DAN sedikit membeberkan cerita karena susah kalo nggak mengupas hal-hal krusial di dalamnya. Silakan langsung klik "SPOILER END" untuk langsung melompati bagian spoiler kalo nggak mau menyesal nantinya. Border Keramat: System activation!

===SPOILER ALERT===

Sebenernya nggak ada yang spesial dengan topik cerita di anime ini.

Musik? Ada Nodame Cantabile. Hingga yang terbaru, Hibike! Euphonium.
Cewek sakit? Sebut aja Air dan Clannad.
Ending-nya si cewek mati, bener-bener mati nggak ada acara miracle ex machina ala Key? Nggak usah jauh-jauh ke anime purba, kita punya Plastic Memories.
"Inspirasi tersembunyi dari masa kecil" juga udah ada di Chuu2Koi.
Apalagi tentang cinta childhood friend. Nggak perlu disebut. Banyak! Saya cukup liat kisah hidup sendiri kok. #plak

Twist? Apa pula itu. Saya sebagai makhluk jenius orang yang suka berspekulasi dan berekstrapolasi untuk menebak-nebak jalan cerita, nggak merasa kesulitan untuk membaca ending-nya yang JELAS BANGET bakalan ngenes bin anjay.

Kaori yang ternyata suka sama Kousei sejak kecil pun sebenernya bisa juga ditebak di awal-awal. Hal yang mengarahkan pemikiran saya ke situ adalah kelakuan ngotot Kaori yang nggak mau kalo bukan Kousei. Aneh rasanya seseorang ngotot memilih seseorang tanpa alasan logis yang riil. Kemungkinannya cuma 2: love at the first sight sewaktu episode 1, atau pernah ketemu jauh sebelum timeline cerita. Tapi buat saya pribadi, kemungkinan kedua lebih masuk akal. Kalo anda mengambil posisi sebagai pembuat cerita (bukan sekedar penonton), maka kemungkinan tersebut bisa terpikirkan sebagai opsi "kejutan" dalam cerita.

Tapi... saya nggak bisa protes banyak-banyak. Saya takluk. SAYA TAKLUK!!!!
Scene optional terharu - Ini bagus luar biasa sumpaaaahhh!

Kenapa saya bisa takluk?

Pertama, aspek psikologis yang mudah dicerna. Awalnya saya muak sama Kousei yang digambarkan lemah banget secara kejiwaan. Kebanyakan bacot buat bikin alasan! Namun saya seketika tunduk ketika disuguhkan perjuangannya dalam melawan mental block yang menghalanginya selama ini untuk maju.

Bukan cuma Kousei, karakter-karakter lain juga digambarkan berjuang untuk sesuatu yang bener-bener ingin mereka capai.

Kaori demi sisa-sisa hidupnya agar lebih berwarna. Tsubaki demi 'memecahkan es' yaitu perasaannya sendiri terhadap Kousei yang selama ini terus disangkal. Juga karakter-karakter yang ingin maju karena terinspirasi kejeniusan Kousei sewaktu kecil. Bahkan penambahan karakter baru secara tiba-tiba (Aiza Nagi) bukannya merusak, namun membawa nafas haru tersendiri karena perjuangannya demi kakak yang disayangi! Semuanya terasa sangat down-to-earth dan nggak lebay, bahkan mungkin pernah juga dirasakan banyak orang (khususnya musikus, mungkin?).
Cry, folks. Cry ever more.
Kedua, foreboding. Sebenernya tanda-tanda mengenai kondisi tubuh Kaori udah bisa diketahui dari episode 3, terbukti dari lokasi Kaori turun dari bus yaitu di rumah sakit. Sampai sini saya udah memikirkan perbandingan 50:50, apakah yang sakit itu Kaori sendiri atau kenalan/keluarganya.

Makin jauh episode berjalan, makin jelas pula tanda-tandanya. Apalagi begitu episode 11, ketika Kaori bilang kalo dia "nggak selalu bisa ada di sini". Udah deh, saya 100% yakin Kaori bakal menemui ajal di ending. Namun jalan menuju kematian itu diolah dengan cara yang ngeri-ngeri sedap. Pelan... pelan... pelan... dan... argh. Rasanya kayak nelen sesuatu yang pahit, 1 sendok di hari 1, 2 sendok di hari 2, 3 sendok di hari berikutnya, dan seterusnya hingga hari ke-22. Saya tahu rasanya pahit. Tapi terus saya makan hingga di hari ke-22, sehingga saya nggak sadar kalo total udah nelen 253 sendok (inget deret aritmatik? :P) rasa pahit. Segalanya pun meledak di akhir.

Ketiga, dialog dan monolog. Ini juga keren ngolahnya. Saya ini hobi nulis, sehingga kekuatan kata-kata punya pengaruh buat saya. Kalo suasananya udah serius, dialog antar karakter begitu mencengkram, menambah daya jebret yang berpadu dengan visual yang memukau. Bukan cuma itu, saya seneng banget sewaktu karakter-karakternya bermonolog dengan "bersastra" dalam bahasa yang nggak ketinggian. Sangat mudah dipahami bahkan bagi orang yang berlatar pendidikan non-sastra kayak saya.

Dan... APALAGI SELAIN MONOLOG KAORI SOAL SURAT TERAKHIRNYA ITU? Tiga kali kalimat "I love you" berhasil mencabik-cabik sisi kejantanan saya selama beberapa saat. Lalu pengakuan "kebohongan" yang menjadi bagian pada judul juga... HUAAAAAAAA!!! Guling pun basah menjadi korban keganasan derasnya air mataaaaaaaa AAAAAAAAHHH!!!! Damn damn daaaamnnn!!! (T__T) #bantinggelas #bantingpiring #bantinglaptop--- eh jangan kalo laptop.
Scene wajib nangis.
Keempat, tentu bagian kematian Kaori. Ini adalah salah satu ending mati TERBAIK yang pernah saya tonton seumur hidup. Kematian itu biasa, tapi kematian yang digambarkan secara indah itu barang langka. Di sini kita nggak disuguhkan farewell klise dengan ECG (electrocardiogram) yang menggambarkan denyut jantung yang melemah terus *tuuuuut* gitu, namun dengan hadirnya Kaori yang satu panggung bersama Kousei. 

Begitu Kaori muncul di panggung saat episode 22, saya cuma bisa tersenyum sambil nangis sesenggukan. Di saat itulah saya tahu kalo Kaori udah nggak ada. Pernah denger kalo orang mati kadang bisa "pamit" sama orang-orang yang disayanginya semasa hidup? Nah, di sini Kaori "pamit" dengan cara perform bareng Kousei. Juga ending mati ini adalah jalan yang paling nggak mengganggu logika. Ditambah kombinasi visual yang luar biasa indah dan pilihan music piece yang tepat, bagian ini juga sukses meruntuhkan wibawa saya sebagai laki-laki. Plis deh, ADA LAGI NGGAK SIH ANIME DENGAN SAD ENDING SEINDAH INI??!! Tolong kasih tau saya kalo ada! (jangan ngomong Chrno Crusade, udah nonton dari jaman purba - AnoHana? Udah juga! - Dan segala karya Maeda Jun itu nggak sad ending).
Ballad Op.23 No.1 in G minor - Ballad of Wajib Mewek.


Kehebatan sang mangaka dalam mengeksekusi hal-hal biasa menjadi sesuatu yang menjerat namun indah PLUS ketangguhan A-1 Pictures dalam menambahkan bumbu audiovisual menjadikan Shigatsu wa Kimi no Uso menjadi anime drama yang super berkelas dalam segi kualitas. Seperti kayak kata saya tadi, pokoknya anime ini tuh ngeri-ngeri sedap~! d(≧∀≦)b
BEST. CONFESSION. EVER. 11/10. KATA-KATANYA TSUBAKI NGERIII~ #kyaaa


Seringkali saya sampaikan kalo anime sempurna itu susah ditemui. Shigatsu wa Kimi no Uso pun nggak sempurna 10/10.

Kelemahan!

Pertama, elemen non-realistis. Ekspresi wajah yang kelewat komedik, aliran darah yang keluar dalam volume lebay (tapi si karakter yang berdarah santai-santai aja =__="), plus slapstick yang kadang keterlaluan, menjadi penghalang kecil bagi Shigatsu wa Kimi no Uso untuk meraih nilai 10. Lucu kok, saya sendiri ketawa kadang-kadang. Tapi... serius, nggak cocok.

Kedua, ada satu hal yang, saya yakin, bikin siapapun yang nonton anime/baca manga-nya bertanya-tanya. Sebenernya Kaori itu sakit apa sih? Kalo anda bergelut di dunia medis, mungkin bisa mengira-ngira. Lah kalo nggak? Jadilah blank spot, setidaknya buat saya pribadi yang penasaran banget. Buat saya, faktor ini menjadi pakem sempurna untuk menjauhkan anime ini dari nilai 10. UNTUNGLAH kelebihan-kelebihan di atas sanggup menutupi pengurangan nilai dari kelemahan yang satu ini, sehingga anjloknya nggak parah-parah amat.
"Kalian harus nangis nonton anime ini. Harus nangis!" #maksa #plak


---------------



Rating:

9.8/10 (SS rank) buat Shigatsu wa Kimi no Uso untuk dramanya yang berbobot dan ultra-berkelas, pengolahan audiovisual yang memukau, serta eksekusi cerita yang sukses membawakan hal-hal yang nggak spesial menjadi sesuatu yang kelezatannya tak dapat disangkal.

Direkomendasikan untuk para pencari drama, penikmat anime bertopik musik, serta siapapun yang lagi nyari anime yang sanggup bikin nangis penontonnya.

The most beautiful smile comes from the most fragile.

***

17 comments:

  1. saya nonton ini baru niat setelah episode 16 kalo gak salah. gara2 salah satu fansub indo dan salah satu penerjemahnya ada di list frend fb dia sering banget nge post jadi tertarik deh

    anime yang kata saya cukup menarik meski endingnya udah ketebak dari judul juga sih udah ketauan.
    dan tsubaki masih kena teman masa kecil selalu gak bisa menang. lupa kapan teman masa kecil bisa dapet MC haha

    ReplyDelete
    Replies
    1. *nggak ngerti apa-apa soal fansub Indo* #nyerah

      Yang luar biasa dari anime ini memang eksekusi ceritanya sih, jadi faktor" lain yang 'biasa aja' jadi ketutup abis sama penyampaian ceritanya yg edan maknyus :3

      Temen masa kecil bisa menang itu ada... kalo main visual novel, pilih aja route-nya si cewek temen dari kecil itu, ujung"nya dapet deh pasti :v

      Delete
  2. ada cuma nontonya di cepet`n + di ganti^ mulu hehe liat tumblrnya sedih pas nonton karna engga dari pertama efeknya ya biasa aja pas liat tumblr`nya lagi eh begitu tak tonton lagi laptop ke upgratee - 3 -/ nasibbbb fokus ke ini anime aja lah keren abis nih makasih infonya jadi kepingin nonton xD sama kaya ano hana sedih`gitu :"3

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nontonnya santai aja dari 1 sampe tamat. Kalo nggak kuat sehari ya dicicil biar serunya tetep berasa :3

      Delete
  3. Wah download'an anime nya banyak banget! Kalo boleh tau itu semua download di mana ya? Biasanya anime banyakan pake eng sub ya? Saya masih tergolong baru banget soal anime. Kebetulan searching trus terhisap ke sini. Reviewnya oke, enak dibaca, dan bikin penasaran pengen nonton ini. Satu lagi, ada nggak postingan ttg istilah" yg suka ada di anime? Misalnya dr genre, ada shounen, mirei, atau kayak sweet drop dkk nya. Kalo ada, mungkin boleh minta linknya? Maap banget jadi banyak maunya :) #peace

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya biasanya via torrent, cukup donlot softwarenya lalu sedot~ Kalo saya sih selalu sub English, masih kurang nyaman kalo ngikutin sub Indo.

      Sip lah, berarti reviewnya sukses buat anda XD

      Hmm... kalo saya karena ngerti pelan-pelan (soalnya udah ngikutin anime cukup lama), jadi nggak pernah ke satu tempat khusus untuk nyari istilah" di dunia anime. Maaf kalo yang ini nggak bisa bantu :(

      Delete
    2. Bnyak website yg sediakan sub indo, ada samahedaku oploverz, kumpulbagi,animesave, dll

      Delete
  4. jadinya maksudnya kaori kematian terbaik gitu ? :v

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sejak saya mulai nonton anime, yup. Baru kali ini penggambaran kematiannya bener-bener indah :3

      Delete
  5. Gk sengaja nemu review ini sambil dengerin Kaori nyanyi My Truth Rondo Capriccioso bikin nyesek lg dah... anyway Thank's bgt reviewnya... Ini adalah anime terbaik yg pernah saya tonton,cerita dan magnanya sangat mendalam dan penuh dgn kata2 penyemangat.Semua dipadukan dgn musik yg pas... setelah nonton anime ini hati ane jdi hampa... Sad ending yg indah tapi bikin ane depresi... ingin rasanya nemenin Kaori di sana T_T Hiks... Dammm...she had too much suffer in her life,but why ?? why Kaori T_T She never give up !!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Baper detected AOSKAEOAKEAOWKSOKWOKE XD

      Tp emang sih, anime ini sanggup bikin para lelaki berubah gagal jantan, entah temporer atau pun permanen :P

      Delete
  6. gara" udah banyak kena spoiler,jadi kurang nyesek ending nih anime bagi ane :'(,Tapi secara keseluruhan nih anime recomended banget deh

    ReplyDelete
  7. Anime ini berhasil bikin saya baper,nmun belum bisa menjatuhkan air mata karena terlalu banyak spoiler,tapi tetep gak nyesel pernah nonton anime ini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bisa dijadiin pelajaran buat ke depannya, kalo ada anime diincer cukup liat sinopsisnya dan langsung nonton sampe kelar. Matiin HP dan putusin internet sekalian biar nggak keganggu.

      Yang jelas kalo ke sini tenang aja, setiap ada spoiler (yang terpaksa ditulis) pasti ada warning-nya kok. :)

      Delete
  8. Shitt :v Klo Denger Lagu Little Star Ke Ingetnya Kaori Tross :3 Dammmnnnnnn

    ReplyDelete
  9. Bang, coba deh bayangin karakter kaori dan tsubaki campur jadi satu, dengan segi pengolahan drama yang mirip, dan dengan ending yang memiliki "level jleb" yang sama (mungkin lebih) namun sedikit beda pada keadaannya, dan di tambah, cerita itu kisah nyata?

    Coba deh ente baca novel "Sepasang Kaos Kaki Hitam", versi kaskus dan versi e-book, dua duanya alurnya sama, namun saling melengkapi aja isinya.. komen ya klo udah baca..

    ReplyDelete
  10. berangkat dari rasa penasaran buat nonton anime yg sad ending akhirnya nemu ni anime, tapi Alhamdulillah belum tercemar spoiler / cari tau sinopsis sebelum nonton sampai tamat dan begitu sampai diending "boomm" pecah sampai gak percaya kalau Kaori-chan tiada bahkan sampai ngulang 2 kali baru percaya
    damn!! anime ini sukses buat saya down berhari-hari, dan disitu saya merasa gagal jadi laki-laki tangguh
    ini adalah anime terbaik yg pernah saya tonton sejauh ini, begitu membekas seolah-olah karakter Kaori benar-benar hidup dalam hati maupun ingatan

    ReplyDelete