Sunday, October 4, 2015

[Review Anime] Shigofumi

Natsuka - Kaname - Chiaki - Fumika - Kanaka (tongkat) - Fumika - Haruno - Tatsumi - Matoma (tongkat)

Basic Information: http://anidb.net/perl-bin/animedb.pl?show=anime&aid=5549



Ngelantur Sebentar:

Suatu kali saya lagi jalan-jalan di AniDB. Ngecek kalender season Fall 2015 ini, ketemulah Heavy Object, dengan penulis light novel yang sama dengan To Aru series (Index/Railgun). Nah, isenglah saya ngeklik link studio J.C. Staff, studio yang memproduksi nama-nama judul yang saya sebut tadi. Liat judul-judul anime yang udah pernah diproduksi (saya emang suka sekali-sekali ngeliatin daftar nama XD), scroll terus, dan... ketemulah judul ini.

Shigofumi; シゴフミ; 

Judul official-nya ditulis dalam katakana, yang secara literal berarti "surat setelah kematian". Dalam huruf kanji ditulis: 死後文.

Mungkin banyak orang yang nggak tau anime ini, termasuk saya sebelum jalan-jalan tadi. Kalo saya karena memang belum bisa donlot anime sendiri ketika anime ini ongoing (Januari 2008), baru mulai rutin donlot sekitar 6 bulan setelahnya dan masih doyan ecchi harem-harem waktu itu. #abaikan #nggakpenting

Lalu apa yang bikin saya tertarik tiba-tiba?

Jujur aja, saya penasaran dengan average score-nya di AniDB yang bisa mencapai 7.8 sekian sekian, plus rata-rata review rating 8.66 ketika review ini ditulis. Setahu saya, para user AniDB itu lumayan sadis kalo kasih nilai, lebih sadis dari MAL (MyAnimeList). Segala celotehan di bagian "Comment" dan "Recommendations" juga cukup positif. Padahal saya biasanya nggak terlalu terpengaruh dengan angka pada rating dan apa kata orang lain, karena saya tahu selera orang bisa beda-beda. Tapi entah kenapa kali ini... ah ya sudahlah.

Yang jelas penilaian itu sedikit salah. Buat saya pribadi, seharusnya sedikit lebih tinggi.



Sinopsis:

Fumika adalah seorang gadis yang bertugas mengantar shigofumi, surat terakhir dari seseorang yang sudah meninggal, yang ditujukan kepada orang-orang terdekat. Entah keluarga, teman, kekasih, atau orang lain yang dirasa oleh sang almarhum layak untuk menerima. Dalam pekerjaannya, Fumika selalu ditemani oleh partnernya, Kanaka, tongkat serbaguna yang bisa berbicara.

Hingga pada suatu misi pengantaran, Fumika tak sengaja bertemu seseorang teman lamanya ketika SMP. Teman lama tersebut, Nojima Kaname, pun mulai menyelidiki kenapa Fumika tiba-tiba menghilang dari sekolah dan menjadi pengantar shigofumi.
SEMBAH SUNGKEM KEPADA TUKANG POS GAIB #plak




Review:

Well, well, well. Jika selama ini Lunatic Moe penuh dengan review berbau anime-anime ringan, slice of life, adem ayem, unyu-unyu, romantis, drama, dan sejenisnya, maka kali ini berbeda total.

It's dark.

Betul. Anime ini bernuansa cukup gelap jika dibandingkan dengan judul-judul lain yang pernah dibahas di sini. Tapi anehnya... saya suka. Malah menurut saya Shigofumi ini merupakan "hidden gem". Nggak pernah mencuat gila-gilaan, nggak menjadi anime mainstream, namun tetap punya sisi indahnya tersendiri.

Tentu ada alasan-alasan yang menyebabkan saya berkata demikian. Langsung ke kelebihan!
Ketika loli bertemu loli. #plak

Letter #1 - Depiction of death!

Selama ini saya biasanya menghindari anime-anime berbau kematian karena takut ketemu yang beraura horor. Kalo boleh jujur... saya nggak kuat. Takut, serius. (T__T)

Tetapi sodara-sodara! Tidak dengan Shigofumi.

Anime ini nggak punya maksud untuk menimbulkan efek merinding, meski cukup banyak kematian yang diceritakan di sini. Setiap kematian memiliki alasan kuat, logis, dan nggak mengada-ada. Nggak ada yang namanya satu karakter dibikin mati cuma sekedar mati sia-sia, pasti ada sesuatu yang mendalam yang ingin disampaikan.


Letter #2 - Memento mori!

Pernah denger ungkapan berbahasa Latin tersebut? Jika belum, nggak perlu repot-repot ke Google. Arti dari frasa tersebut adalah "ingatlah akan kematianmu". Sebenernya Plastic Memories dan Shigatsu wa Kimi no Uso punya pesan yang serupa, tetapi keduanya diungkapkan secara sweet-romantic sehingga mungkin penontonnya lebih menangkap yang romantis-romantisnya itu lalu langsung baper dan galau berhari-hari.

Jelas beda dengan anime ini. 

Shigofumi menyampaikan pesan "memento mori" dengan cara yang lebih dekat dengan makna kematian itu sendiri, secara gloomy, dark, and melancholic. Bener-bener gamblang menunjukkan realita kematian tanpa harus diselimuti gula-gula. Berhubung saya nontonnya serius, anime ini pun sukses membuat saya masuk ke dalam perenungan serta refleksi diri untuk selalu ingat... kematian bisa datang kapan saja. Nikmati hidupmu, namun jangan lupa kalau segala sesuatu ada akhirnya.
"Apa lo liat-liat?" #eh 

Letter #3 - Karakter!

Banyak karakter dari yang utama sampai sampingan punya hal-hal greget yang dikupas secara menarik dalam waktu singkat. Faktor ini menjadikan Shigofumi menjadi anime yang efisien, menyampaikan BANYAK hal hanya dalam 12 episode + 1 OVA melalui karakter-karakternya. Juga seringkali anime ini menampilkan karakter-karakter yang amat sangat manusiawi, yaitu bermain di "wilayah abu-abu". Bukan cuma itu. Saya pun berhasil dibuat benci abis-abisan sama karakter antagonisnya, yang artinya dia sukses dibikin jadi antagonis. Silakan nonton untuk tahu siapa yang saya maksud. :P

Saya nggak bisa sampaikan bagian ini terlalu detail. Faktor karakter ini mengandung twist yang berpotensi membuat Anda menyesal bahkan bete jika informasi tersebut sempet kebaca. Pokoknya dalam hal penyampaian karakter, anime ini patut saya acungi jempol! d(≧∀≦)b


Letter #4 - Komposisi!

Ini mengerikan. LUAR BIASAHHH! Komposisi yang unik dan nggak biasa menjadikan Shigofumi melejit di mata saya. d(≧∀≦)b

Dengan tugasnya sebagai pengantar shigofumi, Fumika tentu harus berhadapan dengan kejadian-kejadian episodik yang layaknya ditemui di anime-anime slice of life. Ini saya golongkan sebagai side stories, karena nggak ada hubungan sebab-akibat secara langsung dengan inti cerita. Nah, tapi seperti yang dikatakan di sinopsis, misteri tentang kenapa Fumika menjalani profesinya itu pun juga diungkap. Inilah main plot-nya, berbalut psychological drama.

Perpaduan dark slice of life dan psychological drama dikemas secara cantik di sini. Jarang-jarang juga saya ketemu anime yang sanggup mengikat side stories dan main plot dengan benang merah yang tersirat. Meski berisi 2 hal yang kelihatannya nggak nyambung secara sekilas, namun teknik komposisi yang super menjadikan flow cerita nggak terasa "terkotak-kotak" (bahkan saya melihat banyak side stories itu "simulasi"/"analogi" dari main plot). Hebatnya lagi, baik side stories dan main plot sama-sama berhasil mencengkram ketertarikan saya sehingga nggak terasa... udah kelar aja keseluruhan serial!
Dat cold face. :3



Visual! Not really great untuk ukuran tahun 2008 (kebanting Clannad, True Tears, ARIA the Origination...), mungkin karena budget J.C.Staff udah abis buat Shakugan no Shana Second yang mulai tayang di season sebelumnya (#sotoy). Tapi masih oke lah, bisa ditolerir mata. Dan juga untuk anime bernuansa gelap-gelapan seperti ini, pewarnaannya berhasil menyampaikan aura gloomy secara baik.

Musik! Saya nggak demen sama opening theme-nya karena faktor penyanyinya, Ali Project. I never really liked Ali Project karena terlalu... gitu deh, saya agak puyeng dengernya. Ending theme-nya (Chain dari *Snow) lumayan enak, cocok dengan aura melankolis yang diceritakan di sepanjang anime. Selesai menonton, kuping pun dimanjakan dengan musik yang sedap-sedap mengalun asoy. #apasih

Masalah seiyuu... nggak banyak yang spesial. Yang lumayan adalah seiyuu-nya Kanaka, seiyuu veteran Matsuoka Yuki. Saya juga kangen denger suaranya Ueda Kana. Asik juga ternyata sewaktu ngisi suara Fumika. Apalagi pas nyebut "shigofumi", sedap membahana dah~ d(≧∀≦)
Chiaki is also cute, but... feels. *mewek*



Hidden gem, namun bercacat. Ibaratnya anime ini kayak berlian yang dipotong secara salah, membuatnya nggak berkilau secara maksimal. Iya, nggak 10/10 karena punya satu kelemahan yang parah buat saya.

Satu kelemahan tersebut adalah...

Ending cerita!

Episode 1 sampai 10 itu super luar biasa, baik dalam penceritaan side stories maupun main plot. Namun sayang seribu sayang, anjlok begitu episode 11 dan 12. Konflik utamanya memang selesai, tapi... kuantitas dan kualitas dramanya turun, menghasilkan buah ending yang setengah matang. 

Pace kedua episode tersebut juga mendadak ngebut (meski tingkat keparahannya belum sampai ancur lebur), padahal selama 10 episode lumayan pelan-pelan dingin. Buat saya, pace lambat seperti itu malah cocok buat anime ini. Walhasil... cengkraman greget yang saya rasakan malah memudar dan ending menjadi kurang fulfilling. Mungkin jika ditambah 1 episode lagi (total jadi 13 eps + 1 OVA) akan lebih baik dalam penyampaian ending-nya.

Sayang aja sih ending-nya kurang. Tapi... kembali ke analogi tadi. Meski dipotongnya salah, tetep aja namanya berlian, kan? :P
"Hah, udah abis reviewnya?"


---------------



Rating:

9.0/10 (A rank) buat Shigofumi karena komposisi ceritanya yang luar biasa, berhiaskan karakter-karakter yang menarik secara sifat dan perilaku. Tentu juga untuk pesan mendalam yang disampaikan.

Direkomendasikan bagi yang mencari anime-anime dark yang nggak bikin histeris ketakutan. Juga bagi yang menginginkan tontonan yang enjoyable dan tetap bermakna.
Shigofumi. Untuk Anda.

***

4 comments:

  1. entah kenapa banyak bgt yg awalnya nonton anime suka genre ecchi dan harem tapi karena hampir pasti begitu cerita dan endingnya jadi bosenin bgt dan mulai beralih ke genre lain ahaahahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Masih jaman"nya doyan Zero no Tsukaima, Nogizaka Haruka no Himitsu... :v

      Tapi lama" saya ngerasa anime" semacam itu "kosong", selesai nonton nggak ada yang membekas.
      Apalagi sebelum"nya sempet dicekokin slice of life dan jg drama" yang berbobot dan bermakna (bisa tebak lah ya, udah sering disebut judulnya di review kok)... ya udah lama-lama males ngikutin yang harem ecchi XD (satu"nya yg bablas Ro-Kyu-Bu doang, nggak tahan kalo itu GGGHHHH @__@)

      Tapi kalo buat yang masih doyan ya nggak apa", kan selera orang bisa beda-beda.
      Cuma nggak bakal direview di sini aja :P

      Delete
    2. kebanyakan genre harem (khusunya) pasti ending gantung gak jelasa, dan si mc itu terlalu Ichika banget.
      kalo harem ecchi dxd saya suka versi LN nya juga keren

      http://myanimelist.net/animelist/syntasium
      jarang bgt saya nonton harem yg ending ceritanya bagus, TWGOK yang mending

      Delete
  2. ecchi emang ga bagus,mending langsung ke nekopoi :v

    ReplyDelete