Friday, December 25, 2015

[Review Anime] Subete ga F ni Naru: The Perfect Insider

Merry Christmas! Selamat Natal bagi yang merayakan!

---------------

Kiri ke kanan: Nishinosono Moe - Saikawa Souhei - Magata Shiki




Ngelantur Sebentar:

Subete ga F ni Naru: The Perfect Insider; Semuanya Berubah Jadi F: Orang Dalam Yang Sempurna.

Ergh, kok rasanya aneh ya kalo diterjemahin ke bahasa Indonesia. (=__=)"

Well, apapun terjemahannya, saya nggak akan bahas lebih lanjut. Langsung ke review karena udah ada first impression-nya. Hajar!



Sinopsis:

Saikawa Souhei (selanjutnya akan saya sebut Saikawa-sensei), seorang profesor di Saikawa Research Lab, pergi bersama-sama para mahasiswanya untuk bersantai di sebuah pulau terpencil. Juga ikut serta Nishinosono Moe, putri dari mantan dosen Saikawa-sensei. Pulau tersebut ternyata merupakan lokasi pusat penelitian sekaligus tempat tinggal seorang jenius yang dikagumi Saikawa-sensei, Magata Shiki.

Sayang, suasana santai pun berubah mencekam ketika terjadi pembunuhan di pusat penelitian tersebut, dengan 2 orang sebagai korbannya...
Bisa ketawa juga ini orang.



Review:

Semua berubah menjadi F. Kalo bicara nilai ujian, maka nilai F itu super amburadul.

Tapi tenang, anime ini nggak amburadul hancur lebur dan nggak dapet F di mata saya. Tentu dengan faktor-faktor yang membuatnya bersinar.

Kelebihan!
Nah ini kelebihannya. #ehbelom

printf ("No.1 - Audio");

Talking dari Kana-Boon dan Nana Hitsuji dari Scenarioart: OP & ED of the Season. End of discussion.


printf ("No.2 - Guess-able Trick");

Saya harus akui kalo hipotesis saya di first impression tidaklah 100% benar. Tapi! Saya yakin, dengan bermodalkan 3-4 episode awal, para penonton akan dapat menebak siapa pembunuh sebenarnya (yang juga sama dengan hasil akhir yang ada di first impression) meski mungkin akan berbeda di detail. Misteri yang terlalu ruwet berpotensi membuat penonton pusing lalu kejang berbusa, yang berhasil dihindari di sini. Pas lah untuk sedikit "olahraga" otak.


printf ("No.3 - Character Design");

Bisa dibilang saya cukup menikmati desain karakter di anime ini. Nggak semuanya cakep, tapi juga nggak semuanya jelek parah. Bahkan saya harus tepuk tangan karena cocoknya tampang Saikawa-sensei dengan kepribadiannya. Semua terasa lumayan realistis karena kita tahu, nggak mungkin kita 100% dikelilingi manusia-manusia nan elok rupanya.
Airnya. AIRNYAAAAAAA #heboh

printf ("No.4 - Main Charaters Characterization");

Ini dia yang paling sukses dari Subete ga F ni Naru. Karakterisasi ketiga karakter utamanya bener-bener menggigit, terasa nendang banget.

Kita punya profesor ekstentrik, Saikawa-sensei, yang sehari-harinya pake kaos dengan maskot hewan, buah, roti... dst. Meski memakai kaos lucu-lucu, tapi aura melankolisnya begitu terasa. Bener-bener berhasil ditransmisikan dengan baik lewat pemikiran dan perilakunya. Tentu juga karena apa yang udah saya bilang di faktor kelebihan sebelumnya, yaitu desain karakter Saikawa-sensei. ASLI TAMPANGNYA ITUUUU... jelek tapi keren. #nahloh

Sang "peredam" Saikawa-sensei, Nishinosono Moe. Berkali-kali Moe sukses membuat interaksi yang menarik dengan sang sensei kesayangannya itu, yang bagi saya menjadi salah satu nilat tambah dari dirinya. Interaksi keduanya yang menjadi favorit saya adalah sewaktu episode 11, yang diwarnai adegan-adegan yang berpindah latar tempat dalam waktu singkat. Itu keren sangaaattt! Plus, seperti yang udah saya katakan di first impression, dia itu extremely observant (bisa membantu penonton yang berpikir) serta nggak bego-bego banget. Otak kalkulator!

Yang PUALIIIIIING menarik dari semua, Magata Shiki. Acuan moralitasnya memang berpotensi memuakkan bagi sebagian orang, tapi... seperti kata Saikawa-sensei di episode 11, "I understand the theory... that's simply how I'm programmed." Entah, pokoknya saya bisa memahami alasan di balik kata-kata dan perilakunya meski jelas nggak setuju. Singkatnya, Anda akan bisa mengerti kayak saya, atau benci sama sekali dengan karakter yang satu ini tanpa ba-bi-bu. Saya juga nggak bisa ngomong banyak di sini, ntar spoiler nggak seru lagi... :P

MUATAMU! *itu beneran mata kan?*



10/10?

Ngimpi! Anime ini masih jauh dari kata layak untuk meraih nilai segitu.

Kelemahan!

Satu! Dat ENGRISH at episode 7. Pengen cakar-cakar monitor rasanya denger English logat Jepang begitu. Pokoknya antara ngakak, sebel, dan kuping gatel pas adegan ini berjalan. Kenapa nggak sewa bule aja sih... (=__=)"

Dua! Illogical things. Saya menemukan dua yang mengganggu:



Pertama, virtual reality pods di episode 7-9 itu out of place BANGET. Berhubung informasi tentang sistem di anime ini tergolong minim (karena genrenya misteri, bukan science fiction), maka nggak jelas lab tempat Magata Shiki berada itu sebenernya tempat riset apa. Tapi dari segala hal samar-samar di anime ini, saya bisa nangkep kalo tempat tersebut adalah software research lab, yang artinya akan jauh dari pembuatan hardware fantastis kayak begitu. Ibarat kata, device ini seakan-akan sengaja ditaro di situ semata-mata demi visualisasi indah saat penjelasan hasil deduksi kasus berlangsung plus demi fanservice. #plak

Kedua, rekonstruksi visual pembunuhan sang director di episode 10. Yang aneh adalah, di helipad nggak ada yang nyadar ada bekas darah (atau memang nggak ada --- absurd banget kalo nggak ada), padahal berkali-kali helipad ditampilkan sebagai latar tempat! Gimana caranya coba gotong balik si director ke helikopter tanpa jejak darah? Memindahkan pria dewasa seukuran itu nggak gampang bagi pelaku, apalagi untuk bisa memindahkannya dengan bersih tanpa jejak darah. Saya juga amat yakin kalo tusukan nyerempet tulang punggung a.k.a. spinal cord, yang artinya pisau berpotensi besar memutus saraf dan pembuluh arteri di tulang belakang ketika si director kembali ke helikopter. Sehoki-hokinya nggak langsung mati, minimal bakal lumpuh. Hebatnya... masih sempet ngangkat jempol?

Tiga! Pacing. Lambatnya ampun-ampun. Kalo kasusnya kayak di Hyouka, slow pace is absolutely perfect karena ceritanya simpel, auranya santai, kasus non-kriminal. Ini? Suspense-nya nggak greget padahal kasusnya serius. Juga terlalu banyak recall ke petunjuk-petunjuk sebelumnya. Percayalah, seandainya jatah episode di anime ini dikurangi satuuuuuuu aja (dan mengompres segalanya menjadi 10 episode), rasanya akan sedikit lebih sedap, atau mungkin setengah season pun udah cukup. Ya... maklum aja lah, di live action-nya aja cuma jadi 2 episode.

Empat! No development. Dari awal hingga akhir episode, nggak ada yang berkembang dari Moe dan Saikawa-sensei. Sifat mereka tetep sama, hubungan mereka juga nggak ada maju-majunya. Sayang banget modal karakterisasinya nggak dimanfaatin untuk hal ini.
"Hah abis?!"


---------------



Rating:

7.3/10 (C+ rank) untuk Subete ga F ni Naru: The Perfect Insider karena kasusnya yang menarik, melibatkan karakter-karakter yang unik, dan nggak lupa untuk opening dan ending theme-nya yang asik.

Direkomendasikan bagi yang mencari anime penghabis waktu luang yang sedikit "mikir".
See you again. Kalo ada S2, jangan lambat-lambat ya.

***

12 comments:

  1. ngantuk nonton ini meskipun tetep ditonton tiap minggunya sih

    kalo anime misteri yang tayang bersamaan sama ini sih lebih ke baper bawannya. anime mbak2 yang suka tulang

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ho oh, serunya di awal" aja, makin ke belakang rasanya kayak direm terus... terus... terus...

      Oh Sakurako-san saya juga nonton kok, giliran review selanjutnya yak :3

      Delete
    2. 2 atau 3 episode awal menarik banget tapi selanjutnya langsung menahan sekuat tenaga buat gak tidur. dr magata ini emang pinter bgt

      yg best dari anime ini adalah lagu opening dan ending. lah kok jadi mirip musim sebelunya (ranpo kitan) yg enak op ama ed doang

      Delete
  2. gw pecinta anime mysteri, kyk musim inikan banyak anime misteri kyk sakurako san , owarimonogatari dll kan , gw nonton ampe selese semua... tpi yang gw pling suka sih sakurako san dan gw ykin ada season 2nya :v. gmn ya.. agak ngantuk2 dikit episode belakang2mya :v

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sakurako-san itu wajib ada S2nya, soalnya siapa Hanabusa itu belum terungkap.

      Kalo masalah ngantuk apa nggak, itu masing-masing aja sih... seumur-umur saya belom pernah ngantuk nonton anime, meski membosankan sekalipun XD

      Delete
  3. Masih sedikit bingun sama anime yang satu ini, dan bener banget pas eps 7 yang ngomong english sumpah itu rasanya aneh banget, dan Reviewnya keren banget, di tunggu Review selanjutnya ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Emang, itu pas ep 7 rasanya rrrrgggghhhh groar... tapi ya sudahlah, toh speaking saya juga jelek :(

      Anyway thanks d(≧∀≦)

      Delete
    2. speaking saya apa lagi hancur...
      iya^^, tapi kok tumben review animenya dengan genre seperti ini?
      saya kira nanti pasti bakal review Gochiusa S2?

      Delete
    3. Lagi kekurangan tontonan yang kontemplatif plus agak mikir sih, makanya nonton ini.

      Kalo nggak males, GOchiUsa S2 tetep kena review kok.

      Delete
    4. kalo nggak males hahaha
      problem terberat buat bikin review itu harus inget2 lagi perasaan waktu pertama kali nonton, soalnya pas ke 2 rasanya biasanya agak beda

      dan paling lama saya sih milih screenshot hahaha

      Delete
    5. Malesnya bukan gara" itu kalo GochiUsa S2... tapi apa yang mau ditulis? Lah elemen-elemennya sama" aja, tapi emang ngolah cutenessnya jadi lebih bagus.

      Udah.

      Kecuali bisa saya panjang-panjangin dengan curcol ASOKWOKAOSKAEOK

      Delete
    6. maksudnya itu curhatan saya kalo pas mau bikin review

      Delete