Thursday, April 21, 2016

[Review Anime] Boku dake ga Inai Machi (ERASED)

Fujinuma Satoru - Hinazuki Kayo

Basic Information: http://anidb.net/perl-bin/animedb.pl?show=anime&aid=11292



Ngelantur Sebentar:

僕だけがいない街; Boku dake ga Inai Machi; Kota Tanpa Diriku.

Mungkin biar singkat dan menohok, judul official-nya dalam bahasa Inggris menjadi ERASED. Jika Anda menemukan kata tersebut dalam suatu judul anime, maka yang dimaksud adalah Boku dake ga Inai Machi ini.

Sewaktu awal-awal, saya sempet berkata dalam first impression kalo anime ini punya potensi untuk menjadi anime of the season (AotS). Nah, pertanyaannya...

...apakah anime ini benar-benar berhasil mendapatkan gelar tersebut? 

(menurut versi Lunatic Moe alias versi saya sendiri tentunya :P)




Sinopsis:

Fujinuma Satoru, seorang mangaka sekaligus pengantar pizza berusia 29 tahun, memiliki kekuatan khusus yang disebut "Revival". Ini merupakan sebuah kemampuan yang mampu melempar dirinya maksimal ke waktu 5 menit sebelumnya untuk mencegah suatu musibah atau kecelakaan.

Kemampuan "Revival" ini pun aktif ketika ibu Satoru menjadi korban pembunuhan. Namun bukannya kembali ke beberapa saat sebelum ibunya terbunuh, dirinya terlempar jauh ke masa 18 tahun sebelumnya, tepat pada tahun hilangnya salah satu teman sekelasnya saat sekolah dasar, Hinazuki Kayo.

"Hmm... aku punya firasat buruk dengan reviewnya..."



Review:


TIDAAAAAAKKKK... tamat sudaaaahhhh!! #dihajar #jedhuar

Nggak, nggak. Saya tadi cuma lebay belaka. Well, tapi reaksi tersebut nggak 100% salah karena ekspresi tersebut cocok untuk menjadi representasi singkat nan jebret bagi faktor-faktor kelebihan di Boku dake ga Inai Machi.

Jadi, apa aja kelebihannya?
Ciee yang lagi marahan ciee #ngaco

Revival #1 - Visual!

Seperti yang pernah saya katakan di first impression, visual dari anime ini cocok banget buat mendukung nuansa stoic-melancholic yang ada. Nggak ada efek gila-gilaan, plus penggunaan warnanya juga tepat karena nggak heboh berwarna-warni. Saya juga cukup suka desain karakter-karakternya yang realistis (meski saya ada sedikit komplain dengan bibir ibunya Satoru...). Tapi adegan favorit saya adalah di episode 3 ketika Satoru menunjukkan "pohon Natal". Itu visualnya bener-bener breathtaking tingkat dewa. Satu lagi, sewaktu menampilkan visualisasi Revival dengan roll film kamera jadul itu juga... mantap! d(≧∀≦)

Oh ya, saya juga seneng dengan penggunaan resolusi layar yang berbeda untuk adegan masa sekarang dan masa lalu. Kalo Anda perhatikan, setiap adegan di tahun 1988 selalu memiliki resolusi yang lebih kecil pada bagian height-nya. Saya nggak ngerti apakah ada istilah secara teknisnya di bidang animasi, pokoknya begitu lah ya. XP~
Di adegan ini saya menjerit untuk kedua kalinya, "WOOOOOGGHHH!!"

Revival #2 - Audio!

Musik? Check. Meski nggak "wuaaahh buangeet" dan bukan tipe-tipe lagu yang bisa didengarkan setiap hari sama saya, tapi baik opening (Re:Re - Asian Kung Fu Generation) dan ending (Sore wa Chiisana Hikari no You na - Sayuri) cukup enak di telinga, dan saya nggak bisa komplain apa-apa.

Apalagi?

Seiyuu!

Seperti yang saya katakan di first impression, penggunaan 2 seiyuu untuk suara anak-anak (Tsuchiya Tao) dan dewasa (Mitsushima Shinnosuke) Satoru itu terlalu jebret untuk dikomentari secara kritis. Speechless lah pokoknya. Pemakaiannya secara bergantian di adegan-adegan tertentu itu sanggup bikin telinga saya menjerit gembira. Dan yang bikin saya kaget lagi... ternyata Mitsushima Shinnosuke belum pernah mengisi suara di anime sebelumnya!

Lalu tentu saja sang seiyuu si baka na no Hinazuki Kayo, Yuuki Aoi! Saya memang ngefans sama suaranya sejak dia ngisi suara sebagai Kuhouin Murasaki di anime Kurenai, dan kemampuannya bikin telinga saya kegirangan nggak pernah bisa diragukan. Saya bener-bener jatuh cinta sama intonasi suaranya, apalagi pas nyebut "baka na no?"... aheargaehrgaehgrhaegh #enyakenyakenyak #sedap #digeplak #plak
*stare...............* #dipatokuler

Revival #3 - Komposisi!

Ini dia faktor yang PALING jedhuar parah dan sanggup mendongkrak skor anime ini secara signifikan. Komposisi ceritanya asik! Skenario disusun sedemikian rupa sehingga greget dari tiap menitnya begitu terasa. Saya sendiri AMAT SANGAT terkesima saat mengikuti gimana si Satoru ini mencoba menyelamatkan seseorang dengan usaha yang total abis, berbekal gaya penceritaan yang naik perlahan dan jebret pada waktunya.

Efek positif lain yang gampang diamati adalah: penempatan cliffhanger yang pas dan nonjok! Pokoknya sukses bikin saya nyaris selalu nggak sabaran untuk nonton episode selanjutnya (karena itulah saya jadi baca manganya, nggak sabaran asli dah XD). Saya yakin juga sanggup bikin siapapun mengalami hal yang sama, apalagi bagi yang ngikutinnya pas ongoing kayak saya.

Komposisi yang baik juga menyebabkan efek nggak langsung yang positif (lagi): pacing-nya enak! Nggak ada yang ngebut kayak Shinkansen, tapi nggak ada juga adegan yang mengulur-ulur cerita. Dalam satu episode pun rasanya tetep ngalir enak dalam 20-an menit yang terbatas. Semuanya diceritakan dalam rangka waktu yang tepat untuk menghadirkan kelezatan cerita yang nikmat.

NB: poin ini cuma berlaku di arc-nya Hinazuki.


Dan... yep, udah. Itu aja kelebihannya.
Siapa ini yang bikin nangis Airi?! NGAKU WOI! #plak


Sebelum ke kelemahan, saya kasih bocoran sedikit gimana cara memecahkan kasus di anime ini. Kalo Anda mampir ke banyak review, banyak yang mengatakan kasus di sini simpel. Dan kenyataannya memang simpel karena satu hal: karakternya cuma sedikit.

Nah, ada 2 pendekatan yang bisa digunakan. Yang satu lumayan rasional, yang satu lagi nggak.



Satu, pendekatan logika internal alias melakukan deduksi dari petunjuk yang ada di dalam anime. Ini sedikit lebih "mikir" dibanding pendekatan kedua nanti, tapi masih tergolong gampang bahkan untuk yang belum banyak menonton genre misteri. Yang perlu Anda pertimbangkan matang-matang hanya satu: pelaku haruslah orang dewasa nggak dicurigai Hinazuki, bahkan dipercaya olehnya. Dengan satu faktor ini aja, kita bisa mencoret hampir semua karakter yang ada di anime dari daftar pelaku kecuali 2 orang: Yuuki-san dan pelaku sesungguhnyaEasy, right?

Dua, pendekatan intuitif eksternal alias melihat pola cerita dari perspektif penulis skenario. Ini lebih gampang untuk orang-orang yang udah sering "makan dan mencerna cerita". Saya nggak bisa menjelaskan ini secara logis-logis amat, tapi yang jelas begitu saya lihat si pelaku sebenarnya di episode 2, firasat saya langsung bilang, "kayaknya ini pelakunya." Alasannya ternyata sederhana. Saya membayangkan kalo membuat cerita sejenis, maka saya akan menjadikan orang dengan ciri seperti si pelaku sebagai penjahatnya. Itu karena dia nggak mencurigakan di awal, dan saya wajib memberikan twist (I love story twist :3) sehingga saya nggak mungkin menjadikan Yuuki-san sebagai pelaku sesungguhnya karena memang udah jadi tersangka. Lalu... voila, jadilah dia sebagai si pelaku. Dan ternyata dugaan saya bener setelah cek manganya.

Tatap tangan akoh... dan kamoh akan mampu memecahkan kasusnyah.



Berarti cuma segitu tadi kelebihannya?

Iya, cuma segitu. Reaksi lebay di awal tadi memang cocok untuk kelebihan, tapi nggak untuk kekurangan yang akan saya ulas.

Kelemahan!

Lima poin ada di 4 episode terakhir.



Satu, setengah bagian akhir episode 9 itu kosong. Iya, kosong tanpa ada tindakan yang mendorong cerita sedikit pun. Bandingkan dengan kedelapan episode sebelumnya. Di setiap episode Satoru pasti melakukan sesuatu yang sanggup mendobrak jalan cerita. Masalahnya, penempatannya nggak balance. Di awal-awal episode 9 disuguhkan penyelesaian yang keren, tiba-tiba ditampilkan "kekosongan". Dada ini rasanya ambruk banget kayak di-PHP-in gebetan... #lebay #dihajar

Dua, alasan dan motif si pelaku. Nggak masuk akal karena nggak detail. Sebenernya saya nggak mau ngomong ini, tapi... ergh. Alasan detailnya ada di manga. DAN! Itu amat sangat masuk akal. Sementara di anime... nggak. Seakan-akan si pelaku sekedar orang yang pada dasarnya udah kelainan jiwa yang bisa *klik* jadi kriminal hanya gara-gara peristiwa tanpa pukulan psikologis yang signifikan.

Tiga, pacing 4 episode terakhir. Berantakan! Kalo kedelapan (hampir 8,5 tepatnya) episode pertama saya bisa menikmati "perjalanan" yang pelan-pelan naik, naik, dan naik, maka 4 episode terakhir rasanya kayak terjun bebas dari jurang. Apalagi sewaktu mencoba menyelamatkan Nakanishi Aya itu... duh. Dari jogging tiba-tiba terbang pake SR-71 Blackbird... (=__=)"

Empat, ending nggak ada rasa elegannya sama sekali. Sebelum-sebelumnya saya selalu disuguhkan Satoru yang memeras tulang dan membanting keringat berusaha keras untuk menyelamatkan seseorang, seputar "pertempuran strategi" antara Satoru dan si pelaku. Lalu di akhir... si pelaku "mendadak tolol" dengan menunjukkan diri di depan Satoru tanpa rasa khawatir kalo ingatan Satoru akan kembali. Ayolah, si pelaku itu mastermind jenius yang sanggup menjebak orang demi rencananya berjalan mulus! Apakah masuk akal kalo tiba-tiba si pelaku melakukan tindakan beresiko tinggi kayak begitu? Blunder coy!

Lima, keberadaan Airi di ujung episode 12 itu bener-bener aneh dan nggak sreg buat saya. Mungkin banyak dari Anda akan suka dengan hal itu dan saya respect dengan opini tersebut. Memang cukup anget dan manis, tapi saya nggak tergugah. Kenapa? Kurang detail! Airi ditaruh begitu aja di ujung tanpa ada rantai alur yang membuatnya bisa berada di situ, padahal dia udah menghilang sekian lama. Terlalu kebetulan. Seakan-akan keberadaan Airi di situ hanya sekedar "hadiah" buat Satoru.

Satu lagi ada di...



Enam, ini nggak ada hubungannya dengan keempat episode terakhir, tapi keseluruhan anime. Tentang apa? Karakter!

Satoru sebagai protagonis buat saya sendiri cukup likeable. Saya bisa memahami motivasi dia melakukan apa yang diceritakan di dalam anime karena dia didesain sebagai selfless person sejak awal. Masalahnya satu, saya nggak ngerti kenapa premis cerita tiba-tiba melenceng dari Satoru yang pengen menyelamatkan ibunya berubah menjadi menyelamatkan temen-temennya. Saya kira akan diceritakan hubungan kedua hal tersebut secara rinci, tapi... nggak. Ini bener-bener bergeser begitu aja tanpa alasan yang masuk akal. Pelaku semua kasus itu memang orang yang sama, tapi seakan-akan di sini Satoru udah tahu duluan tanpa penjelasan kalo pelakunya orang yang sama, makanya dia menyelamatkan temen-temennya demi (secara nggak langsung) menyelamatkan ibunya.

Masih ada! SEMUA karakter sampingan itu bisa dibilang... begitu-begitu aja tanpa ada development, bahkan ada yang janggal.

Saya cukup salut dengan ibunya Satoru sebagai orang tua, tapi saya terganggu dengan sifatnya yang dikit-dikit godain anaknya setiap kali ada perilaku yang berhubungan dengan Hinazuki, dan itu terus berlangsung hingga Hinazuki arc kelar. Hinazuki tergolong cute, tapi... ya itu, cute, titik. Sejenis damsel in distress yang menunggu diselamatkan pangeran berkuda putih, lalu happily ever after dengan... seseorang. Kenya! Saya nggak ngerti kenapa bocah yang satu ini sifatnya nggak kayak bocah. Nggak ada alasannya pula. Penjahatnya? Seperti yang udah saya bilang sebelumnya, motif kejahatannya nggak clear dijelaskan. Sisanya... kayak "pajangan" semata.

Ini spoiler nggak ya? #digebukin

Jadi, apakah Boku dake ga Inai Machi pantas disebut sebagai anime of the season untuk Winter 2016? Jawabannya: nggak. Saya nggak bisa bilang anime ini ancur lebur, namun kelemahan-kelemahan yang saya temukan cukup mengganggu sehingga anime ini nggak bisa nonjok total di akhir. Sayang banget nggak konsisten sampai selesai.

Nah, mungkin akan timbul pertanyaan lagi. Anime mana yang dapet gelar AotS tersebut? Jawabannya... tunggu review berikutnya.



---------------



Rating:

7.6/10 (B rank) untuk Boku dake ga Inai Machi karena visualnya yang adem, dukungan seiyuu yang optimal, plus penyampaian Hinazuki arc yang luar biasa keren.

Direkomendasikan bagi siapapun yang mencari tontonan misteri ringan.

Bonus buat #TeamAiri


***

11 comments:

  1. bagian hinazuki arc emang keren bgt tapi setelahnya entah kenapa kaya diburu buru gitu.

    ketika semua orang ngebahas episode yg NTR (meskipun bukan ntr sih kata saya (tapi bisa banget dimasukin bahan Doujin dengan tag NTR)) saya lebih salut bgt sama perjuangan ibunya satoru ini.

    di anime ini ada 3 kata yg palin saya demen
    baka na no dari ke 2 cewek yg ada
    sama ketika emaknya satoru manggil satoru entah gimana sexy gt ahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya kasih bocoran dikit dari manganya.
      Pas nyelametin Nakanishi Aya, itu hampir sama singkatnya sama di anime. Tapi krn pacing di manga bergantung sama kecepatan baca, maka pace pun jd subjektif, beda sama di sini yg terlalu keliatan.
      Yang beda BANGET adalah endingnya. Ending di manga itu keren banget karena ada "perjuangan" 1 lagi buat nyelametin org lain. Di anime asli nggak enak banget liatnya.

      Emang bukan NTR. NTR itu ada pasangan yg harus dlm status pacaran/nikah, trus yang perempuan direbut sama lelaki lain ketika si perempuan masih dalam status tsb.

      Ibunya Satoru emang bisa dibilang salah satu best mom yg pernah saya liat di anime/manga, saya cuma terganggu dikit dengan sifatnya aja yg doyan banget godain Satoru ke arah itu.

      Baka na no emang the best akwoakewowakeoaw XD
      Hemm... kalo saya malah nggak terlalu direnungin pas ibunya manggil itu. Tp okelah ya, mungkin ada beda efek ke kuping masing".

      Delete
  2. Keren gan Reviewnya (y) :)
    Kunjung balik gan :D
    http://www.anime2share.net/

    ReplyDelete
  3. salah satu anime keren nih

    ReplyDelete
  4. Hinazuki arc memang paling nampol dari segala sis, bahkan saya lebih menyukai versi animenya dibanding manga (pengaruh gambar juga mgkn, Hinazuki di manga, gak wow) dan ya sehabis Hinazuki arc, disitu pula anime ini kehilangan kualitasnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kekurangan manganya itu sih salah satunya, artworknya susah buat dipelototin lama-lama XD

      Ho oh, apalagi endingnya. Kayak penulis skenario di animenya udah keabisan ide gara-gara harus dikompres jadi 12 episode (._.)

      Delete
  5. Ga kuat nonton anime ini.... Bekas NTR masih ada di hati saya :3

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dasar lemah AWKOAEKOWKAOE #plak
      Becanda kok becanda XD

      Hemmm... kalo saya malah biasa aja liat itu, lebih tertarik mikirin kasusnya... dan malah kecewa gara" penyelesaian kasusnya begitu. Hih. (-__-)

      Delete
  6. Ep 9 sampe 12 pace-nya di percepat kyknya A-1 Pictures udh kehabisan budget :v
    Tapi keren animenya (thrillernya kerasa beud), tiap minggu nunggu2 banget rilisannya :v
    #verylatecomment :v

    ReplyDelete
  7. Yang usaha si satoru ,yang seneng temen2nya wkwkwk

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yang seneng = yang hidup bahagia maksudnya

      Delete