Saturday, April 29, 2017

[MBTI in Anime] Hoto Cocoa (ENFP)

Makhluk terlucuk kedua se-GochiUsa versi saya sendiri


Ngelantur Sebentar:


"Chino-chaaan!" - Hoto Cocoa (on Kafuu Chino, for nearly every occasion)


Kurang afdol rasanya kalo saya udah membahas Chino tapi nggak mengorek-ngorek sang pseudo onee-chan, Hoto Cocoa.

Secara umum, sifatnya berbeda 180 derajat dari si dedek lucu rambut biru. Energik, ceria, imajinatif, scatterbrained, dan terobsesi jadi kakak perempuan yang baik. 100% ENFP (Ne-Fi-Te-Si)? Nggak juga. ESFP (Se-Fi-Te-Ni) juga bisa punya kecenderungan demikian. Tapi tentu ada alasan khusus kenapa saya lebih memandang Cocoa sebagai pengguna fungsi kognitif yang saya sebut pertama.

Well, kalo begitu langsung aja saya korek-korek dedek penggila kelinci yang satu ini.

Note: Kecuali 1 file .gif, semua screenshot berasal dari terjemahan Vivid-Taku.




YAELAH LUCU AMAT SI




Fungsi Kognitif:


Dominant: Extraverted Intuition (Ne)

Fungsi Ne Cocoa itu... gila. Gila KENCENGNYA dalam hal verbal. Di tiap episode pasti ada Cocoa yang selalu nyamber setiap ada percakapan. Dan seperti nature Ne yang melompat-lompat, balasannya nggak selalu nyambung dengan percakapan tersebut, bahkan kadang bisa berada dalam konteks yang berbeda. Fungsi ini juga memampukan Cocoa untuk langsung ngerti maksud nama-nama di menu Amausa-an bikinan Chiya (saya curiga ENTP - sesama dominan Ne) dalam sekejap. Well... karena fungsi ini juga Cocoa menafsirkan kalo teh dandelion bisa bikin peminumnya sekuat singa (lion). #tepokjidat

Ne ini juga seneng setiap kali ada sesuatu yang baru. Kata "baru" berarti kemungkinan, yang merupakan sifat alamiah Ne. Ini memampukan Cocoa untuk nggak ragu menghadapi situasi dan orang-orang baru. Ketemu dengan siapapun, dia pasti bisa membuka percakapan dan membawanya dengan lancar, bahkan dengan orang semisterius Aoyama-sensei dan opanya Chino beberapa tahun sebelumnya tanpa ada rasa takut. Ne juga berarti optimisme karena bisa melihat berbagai kemungkinan. Ini berkontribusi terhadap kepribadiannya yang amat sangat ceria.

Satu yang jadi catatan, Cocoa belum bisa menggunakan Ne ini secara dewasa penuh karena seringkali teralihkan dengan hal-hal nggak penting (dan sempet dikomentarin Chino... dalam hati), pokoknya asal hepi. Fungsi Ne yang lebih dewasa akan lebih fokus terhadap melihat berbagai kemungkinan dalam artian kreatif (ngebayangin probabilitas abstrak bisa jadi apa aja sesuatu yang dia tangkep dari sekitar) daripada sekedar tertarik dengan segala kemungkinan fun yang akan diperoleh dari sekitarnya.

Oh ya, "kreatifitas" Cocoa seperti nyaranin nyuci baju dikucek manual sewaktu mesin cuci rusak itu juga kontribusi Ne. XD

......lu aja gih. (-__-)


Auxiliary: Introverted Feeling (Fi)

Orientasi moral Cocoa selalu dimulai dari diri sendiri, sehingga bisa dikatakan sebagai pengguna Fi. Kompas moralnya simpel, berlandaskan prinsip "pengen memperlakukan Chino sebagai adik perempuan". Hampir segala tindakan yang "dilampiaskan"nya terhadap Chino juga nggak mempertimbangkan apakah dedek lucu rambut biru itu bakalan kesel/marah atau nggak, pokoknya hajar bleh sambil jerit-jerit imut "Chino-chaaaan!". #lalupeluk

Bukan cuma tentang Chino, pandangan Cocoa tentang orang banyak juga terbilang sederhana. Namun sekali lagi, berawal dari pendapat diri sendiri. Ada 2 yang sempet disebut. Pertama, dia menganggap yang dibutuhkan dalam hidup cuma 2 jenis orang: teman dan dedek perempuan. Kedua, semua orang telah dikenalnya selama minimal 3 detik, udah dianggep temen. Memang belum dewasa total, tapi dengan adanya kompas moral personal sederhana ini udah cukup bagi saya untuk memandangnya sebagai pengguna Fi. Dan Fi yang nggak dewasa ini memang cocok dengan atmosfer animenya yang lucuk-lucuk unyu kuadrat.

Terakhir, manifestasi Fi TERBAIK dari diri Cocoa ditunjukkan di episode 12 season 2, ketika dia memberi "wejangan" saat bermain Ciste. Fi-nya tampak jelas sudah mengalami development karena dia bisa merasakan apa yang dirasakan (baca: berempati) Megu dan Maya sewaktu pertama kali bertemu dengan Chino, yang pada akhirnya memampukan dirinya untuk memberi arahan yang sanggup memotivasi si dedek lucu berambut biru itu.

Seandainya semua orang kayak dia, dunia bakalan cepet damai.


Tertiary: Extraverted Thinking (Te)

Fungsi Te dalam diri Cocoa masih belum dibangun dengan baik, dan harus "dikontrol" terus sama Chino (ISTJ). Tapi karena ini tetep fungsi kognitif Cocoa, Te akan tampak "bocor" dan keliatan dari perilakunya. Ada tiga contoh yang keliatan jelas.

Pertama, sewaktu ada berita kalo kakaknya, Mocha onee-san, bakalan dateng. Fungsi yang berada di posisi tertiary dapat berfungsi sebagai mekanisme defensif otomatis, yang di sini diisi oleh Te. Artinya, Cocoa akan otomatis nge-bypass Fi langsung ke Te. Walhasil? Standar eksternal objektif dipake langsung tanpa filter Fi. Ini berujung pada dirinya yang tiba-tiba rajin kerja dan pengen pamer latte art ke kakaknya tersebut. Jelas keliatannya nggak natural karena nggak lewat filter Fi seperti perilaku Cocoa yang biasanya. Semacam jadi super extrovert nggak unyu gitu deh.

Kedua, episode 11 season 2. Te yang berorientasi pada standar eksternal objektif bereaksi ketika dia merasa ada yang nggak adil. "Yang lain aku ajak main nggak mau, kenapa sama Rize malah mau?". Di sini saya nangkep kalo Cocoa nggak puas dengan keputusan temen-temennya yang membedakan dirinya dan Rize. Sama-sama ngajak keluar rumah, tapi yang diturutin cuma dedek twintail tukang tembak tersebut. Walhasil, dia ngambek dan pundung meski kita sebagai penonton GochiUsa tahu, Cocoa orangnya nggak baperan dan cepet banget untuk ceria lagi.

Ketiga, episode 12 season 2. Di sini, sekali lagi sense of fairness yang berorientasi pada standar eksternal mengaktifkan Te Cocoa. Dia langsung murung begitu tau temen-temennya dan seisi kota udah pernah main Ciste, sementara dirinya belum pernah.

Pembohong kamu pembohongggg


Inferior: Introverted Sensing (Si)

Apa yang jadi kekuatan bagi Chino adalah kelemahannya Cocoa. Si memampukan Chino untuk mengerjakan pekerjaannya secara tekun, sementara Cocoa... boro-boro deh, nggak fokus banget. Namun seperti komentar saya di fungsi Te Cocoa, Si tetaplah bagian dari dirinya meski nggak digunakan secara sadar penuh.

Kapan Cocoa menggunakan fungsi ini?

Ada pada alasannya kenapa dia terobsesi menjadi kakak perempuan!

Si berorientasi terhadap impresi personal sensorik berdasarkan dari apa yang pernah dilihat/didengar/dipegang/dikecap/diendus, dan dalam kasus Cocoa ada pada impresinya akan masa kecil sewaktu ngeliat Mocha sanggup membuat kedua saudara laki-lakinya nurut. Kesan personal terhadap apa yang dilihat itulah yang memotivasinya untuk menjadi kakak perempuan yang baik. Secara singkat, Ne yang berandai-andai jadi kakak (menembus batas kemustahilan karena Cocoa itu anak terakhir!) ternyata "dikasih makan" oleh Si.

*mencoba berpikir positif*




Kenapa Bukan Tipe Lain?

Sampai sebelum artikel ini ditulis, saya masih bimbang apakah dedek lucu riang gembira yang satu ini ESFP atau ENFP. Masalahnya, perilaku lincahnya bisa juga dihubungkan dengan extraverted sensing (Se) yang menanggapi input sensorik real-time (bukan melihat domain abstrak kayak Ne). Tapi setelah nonton ulang beberapa kali, saya nggak melihat sama sekali fungsi inferior Ni dalam dirinya. Fungsi inferior Ni akan memampukan dirinya untuk punya "firasat" (pokoknya tiba-tiba tau aja akan hasil suatu hal - hasil pingpong feedback Se-Ni), sementara di sepanjang 24 episode GochiUsa season 1 dan 2... saya nggak melihat sama sekali hal itu, malahan yang ketemu adalah Si. Karena itu saya ngeliat dia sebagai ENFP.


***

No comments:

Post a Comment