Tuesday, January 16, 2018

[First Impression] Violet Evergarden

RAMBUTNYA. MATANYA. BAJUNYAAAAAAAA...!! #pingsan

Basic Information: http://anidb.net/perl-bin/animedb.pl?show=anime&aid=12138

Official Website: http://violet-evergarden.jp/




Kenapa Saya Tertarik Menonton:
  1. Trope. Saya punya ketertarikan alamiah terhadap trope post-great war kayak begini.
  2. Karakter utama. Archetype Violet itu amat sangat saya suka sekali, yaitu seseorang yang dibentuk hanya untuk peperangan, tapi nggak ngerti kehidupan manusia normal.
  3. Potential eyecandy. Ya iya lah ya, trailer-nya aja udah kayak begitu.




Kesan Awal:


Setelah nonton episode 1-nya, saya... s-s-saya...

SAYA S H O C C.

Kira-kira beginilah muka S H O C C saya. #digamparin


Inget review anime naga-nagaan tahun lalu? Di situ saya nyebut kalo visual anime tersebut terkesan "main-main". Sementara di sini... gila. 

MUKE GILE! 

Kalo Anda termasuk tipikal orang yang akan lebih konsentrasi ke cerita daripada visual, setidak-tidaknya Anda pasti bakal notice kalo visual 2,5 menit pertama anime ini luar biasa. Background yang blurry sewaktu Violet ada di kota (plus detail rambut urakannya itu!), close-up mata (favoritkuuuhh :3), dan frame demi frame sewaktu surat terbang kebawa angin... AAAAAAAAHHH!! Eyegasm deh pokoknya!

Sampai menit terakhir pun kualitas visualnya tetap terjaga. Yang buat saya gampang ketangkep itu detail perban dan tangan prostetik Violet (karena frame-nya fokus ke situ). Saya juga suka BANGET artwork rambut di sini. Lining-nya niat sangat, bahkan lebih detail dari Hibike Euphonium yang visualnya udah greget, sehingga keliatan jauh lebih natural.

Saya juga suka soal lighting dan pemilihan warna yang nggak suram, meski prelude cerita anime ini nggak bisa dikatakan ceria. Saya nangkep ini kayak bagian dari storytelling visual yang ingin memberitahu penontonnya kalo sesuram apapun hidup di masa lalu, akan ada hal-hal yang lebih cerah ke depannya.

Ngeliat semua itu, saya nggak merasa rugi nungguin anime ini sejak setahun lalu! (setidaknya di bagian visual)

Roster seiyuu untuk para karakter utamanya juga sedikit mengejutkan. Profesional semua! Perlu diingat, selama satu dekade terakhir terkadang KyoAni suka "nekat" memakai seiyuu yang nggak pernah terdengar gaungnya sebelum animenya tayang untuk pemeran utama (K-On, Tamako Market, Hibike Euphonium).

Mungkin KyoAni lagi banyak duit?

(Muka bengong)

(Masih muka bengong)

(Masih juga muka bengong)


Cukup S H O C C-nya, sekarang saya mau lanjut ke aspek lain yang menjanjikan sekaligus mengkhawatirkan.

Dari plot summary dan episode 1, jelas banget akan disetir ke mana arah anime ini.

Betul sekali, menuju format episodik/semi-episodik dengan Violet akan bertemu berbagai macam orang tiap episode/beberapa episode untuk mencari jawaban atas "pertanyaan" yang dia miliki. Saya nggak bisa mengatakan kalo saya nggak suka yang demikian, bahkan saya bisa tertarik banget mengikuti keunikan orang-orang yang akan Violet temui nanti, kejadian-kejadian apa yang mungkin punya catharsis yang jebret, dan dampaknya pada character development. Tapi ada satu, SATU kekhawatiran besar yang nggak bisa saya lepaskan.

Ending.

Inget, premis anime ini adalah sebuah pertanyaan. Yang namanya pertanyaan yang baik haruslah punya jawaban. Seandainya di episode terakhir pertanyaan tersebut nggak ketemu jawabannya, maka... ucapkan selamat tinggal pada angka 9 ke atas buat skor akhir Violet Evergarden nanti. Tentu nggak cuma itu yang menentukan skor, tapi nggak bisa saya bantah kalo aspek tersebut akan menjadi penentu nilai.

Well... karena anime ini akan berjumlah 14 episode, mudah-mudahan (MUDAH-MUDAHAN!) jumlah episode yang nggak biasa tersebut cukup untuk menjawab semuanya.

Saya nggak bisa bilang ini cute, karena ekspresinya terlalu... ugh. :(


Oh ya, saya juga suka latar jaman old anime ini. Jarang-jarang ada anime yang terinspirasi dari era post-WW I untuk latar. Iya, iya. Saya tahu ini tempatnya fiksi. Tapi "perang 4 tahun", biplane, dan infantry charge masif sambil dihujani artileri yang ditunjukkan itu Perang Dunia I banget. Toh kan saya bilang "terinspirasi", bukan benerannya. :P

Tapi meriam itu... abad 18-19 banget. Mungkin campur macem-macem elemen jaman old?


Sayangnya saya masih nggak bisa komen banyak tentang musik, karena BGMnya nggak nonjok-nonjok amat dan masih nggak ada opening dan ending theme-nya. Sadis lah ditinggalin 1 episode tanpa soundtrack pembuka dan penutup sekaligus... (;__;)

"INI WAIFU GUE WOY!" "BUKAN! INI WAIFU GUEEE!" #gelutwibu



---------------




8.5/10 untuk episode 1 Violet Evergarden karena... I love it. Premisnya solid dan mampu membuat saya menantikan apa aja yang akan ditemui karakter utama ke depannya, elemen-elemennya memang "gue banget",  visualnya amat sangat niat, dan... hey, Violet is gorgeous! :3

Violet Evergarden tayang setiap Kamis pukul 00:00 JST di channel Tokyo MX dan 1 hari setelahnya di Netflix. Persetan dengan fansub, yang penting tontonlah dalam resolusi 1080p untuk kenikmatan maksimum!

For the sake of those beautiful eyes, watch it in 1080p!


***

14 comments:

  1. ini perasaan saya atau emang bener yah ni anime kayak kebanyakan filter instagram gitu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waduh nggak tau saya, nggak ada account Instagram XD

      Delete
    2. hahaha, malah ada bocoran gambar untuk versi BD yang lebih natural tanpa filter2

      btw violet ini entah kenapa liatnya malah kayak saber

      Delete
    3. Saya pernah liat ada yg plesetin 'Saber tukang pos" malah. XD
      Tapi buat saya Violet jauuuuuhh lebih menarik, soalnya pada dasarnya saya emang lemah sama yang personality-nya "kosong" begini

      Delete
    4. btw saya sekarang update di syntasium.wordpress.com/

      Delete
  2. Mantap gan, saya juga suka nih anime
    grafisnya luar binasa cantik, tapi jujur sih saya kurang menyukai cerita anime yang kayak gini

    ReplyDelete
  3. Saya mengalami gejala epilepsi saat tahu anime ini rilis. Cause, udh 1 tahun saya nunggu anime ini. Tapi gan, kayaknya nilai 8.5 agak kecil buat first impression anime sebagus ini. Grafik yang ciamik bisa jadi penambal besar buat kekurangan konsep ceritanya'kan ?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya termasuk penonton yang lebih ke cerita daripada audiovisual, dan di sini belum ada pathos yang bikin saya tergugah di ep 1.

      Impact terbesar anime model begini biasanya adalah prosesnya, pas "perjalanan"nya. Sementara itu... di ep 1 belum sampe situ karena baru ngenalin Violet dan karakter" lain, plus masukin Violet ke setting yang direncanakan supaya ceritanya jalan.

      Delete
  4. Nonton VE pertama emg membuat kita langsung terbengong-bengong :o saya suka bgt, menjawab ekspektasi saya. Ga sekedar overhype hehee dari segi cerita juga keren

    ReplyDelete
  5. Entah kenapa saya masih lebih memilih hyuka dibanding VE, eps 1-4 kurang nendang, berasa datar... Meski sama2 punya alur yg nggk sebombastis angel beat. Tapi hyouka bikin penasaran tiap eps... VE gmpng d tebak (baru nonton 4 episode)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tonton aja dulu sampe selesai dijamin nendang

      Delete
    2. Kentara bgt TSnya suka dgn aroma misteri. Di beberapa survei serta org2 yang nonton VE juga mengucapkan hal sama "Monoton"
      Namanya juga drama jadi jangan mengharapkan hal lebih, tak terlalu banyak fantasi karena pada dasarnya Violet hanya mencari apa itu artin cinta sebenarnya....
      Melalui orang-orang yang ia temui, ia bisa memetika setiap pesan moral dari orang-orang tersebut. Secara tidak langsung juga memberikan kode bahwa perang itu menyengsaran. Bukan cuman yang berperang tapi berdampak pula pada orang-orang yang tak ingin berperang
      Meskipun Animenya telah END. Tapi bagiku VE memberikan sesuatu berbeda dengan Anime lainnya. Menurutku VE bisa menjadi salah satu kandidat Anima terbaik musim winter 2018.

      Delete
  6. Mulai episode 3 sampai 10 punya drama masing-masing dengan karakternya masing-masing. Tapi saya lebih menyukai drama pada episode 10. Menurut saya episode tersebut sangat menyentuh dan mengingatkan saya pada ibu dan ayah. Sangat kental unsur dramanya.

    ReplyDelete
  7. Persembahan dari Kyoani yang paling berkesan buat saya ini,
    Dari segi dramanya, VE tidak mengungkit permasalahan yang rumit kian berlapis, melainkan hal2 sederhana dengan perasaan yang universal.

    Pendewasaan karakternya yang natural digambarkan oleh sudut pandang kliennya. Saya rasa ini teknik penceritaan yang menarik, dengan cara tersebut, penonton serasa lebih dekat permasalahan yang dialami klien dan menyaksikan stigmanya terhadap Violet, yaitu sebagai: Boneka dingin yang tak memiliki ekspresi.

    akhir kata

    Saya ingin melihat tumbuh dewasa dan senantiasa bahagia <3, wahahahhaha

    ReplyDelete