Thursday, March 21, 2019

[Review Anime] Irozuku Sekai no Ashita kara

Tsukishiro Kohaku - Tsukishiro Hitomi

Basic Information: http://anidb.net/perl-bin/animedb.pl?show=anime&aid=13925



Ngelantur Sebentar:

Hei, P.A. Works! Sudah lama saya tidak menonton karya-karyamu! Karena itu, saya akan mencoba menonton (18-19 Maret kemaren - 9+4 episode) salah satu produksimu yang terbaru!

Irozuku Sekai no Ashita kara; 色づく世界の明日から; Dari Warna-Warni Dunia Hari Esok.

Bentar. 
Magic realism?

...emmm. *Glasslip trauma, anyone?*



Sinopsis:

Dunia penuh warna serta bertabur sihir merupakan hal yang lumrah. Namun tidak untuk Tsukishiro Hitomi, gadis 17 tahun keturunan penyihir yang tidak bisa melihat warna, dengan kemampuan sihir yang tidak seberapa. Tak hanya itu, dia pun tumbuh menjadi seseorang yang tertutup.

Tidak ingin melihat cucunya terus menderita, Tsukishiro Kohaku, seorang penyihir hebat, mengirim cucunya tersebut ke masa 60 tahun yang lampau ketika dirinya masih berusia 17 tahun. Bersama 17-tahun-Kohaku dan teman-teman satu klub di sekolah, Hitomi pun beranjak berubah.

Ikan ini akan keluyuran di sepanjang serial.



Review:


Nasi goreng! Makanan favorit rakyat negara ber-flower +62 yang dibuat dengan bahan-bahan yang sederhana dan mudah didapat serta bisa ditemui di banyak tempat. Mungkin juga Anda bisa menemukan 5 tukang nasi goreng sekaligus yang berjualan dalam radius 50-100 meter dari tempat Anda tinggal!

Namun sayangnya ini bukan review kuliner! Tetapi kenapa saya menyebut-nyebut nasi goreng? Karena anime ini kayak nasi goreng! Terbilang sederhana dan juga menggunakan trope-trope standar yang udah seriiiiiing ada di anime/manga/visual novel. Tentunya dengan kontras tersendiri yang membuatnya menarik.

Kelebihan!

*menyimak dan mencatat kelebihan-kelebihannya*


Contrast #1 - Safe!

Anda punya pacar, adek, kakak, kerabat, istri, suami atau anak yang udah bisa mengerti dan memahami plot suatu cerita? Saya rekomendasikan Anda nonton bareng orang (atau orang-orang) tersebut! Anime ini dijamin aman dan nggak ada konten eksplisit R-18, bahkan jokes menjurus ke "situ" pun nggak ada. Pokoknya tergolong bersih dah!


Contrast #2 - Ending!

Tenang, saya nggak akan spoiler gimana akhir ceritanya. Yang jelas, saya PUAS dengan closure anime ini yang bener-bener terasa "penuh" dan nggak bisa dikatakan menggantung. Berhubung saya fokusnya sama Hitomi, maka ending yang demikian udah sangat baik karena inti anime ini adalah tentang perubahan si karakter utama. Juga terasa hearwarming banget di salah satu adegan... :) (saya yakin Anda bisa tebak adegan apa yang saya maksud jika udah nonton)


Contrast #3 - Details!

Poin yang ini berkaitan dengan storytelling secara visual. Sebagian orang mungkin nggak aware, sebagian lagi menganggapnya biasa, tetapi saya katakan tim produksi anime ini tergolong teliti. 

Pertama, gestur. Berkali-kali gestur Hitomi selalu ditampilkan dengan baik meski nihil atau minim pembicaraan. Contohnya kecanggungan Hitomi yang sama sekali nggak ngerti teknologi tahun 2018 (inget, dia itu dari tahun 2078). Saya suka banget sewaktu dia panik pas buka jendela, ketika jarinya berusaha nge-swipe permukaan meja sekolah (dikira bakal nongol HUD kali ya?), dan keluhannya sewaktu bawa tas sekolah. Juga beberapa kali dia menyinggung produk-produk yang ternyata di tahun 2018 udah ada, yang menunjukkan P.A. Works nggak mau miss dalam hal memparalelkan tahun 2018 dengan 2078.

Kedua, warna rambut. Serius, warna rambut. Kalo Anda perhatikan, satu-satunya yang punya warna rambut nggak dark itu cuma Hitomi. Sisanya kalo nggak item, coklat, ya ungu tua (dalam kasus Kohaku dan ibunya). Di sini seolah-olah P.A. Works ingin memberitahu, "Hei! Kalian perhatikan karakter yang ini ya! Ini yang akan kita poles abis-abisan!" tanpa harus maksa ngasih screentime yang nggak perlu.

Bajunya (*_*)

Contrast #4 - Animation!

TOLONG LAH YA. 

P.A. Works kali ini sukses menunjukkan posisinya sebagai studio yang mumpuni di bidang visual. Di sini, Anda nggak perlu mata yang terlatih untuk bisa memuji kualitas animasi anime yang... wow. Pokoknya wow! Saya paling suka ketika warna-warni dimainkan sebagaimana dalam penglihatannya Hitomi dan visual sewaktu masuk ke dalam gambar. Seriusan, saya merasa anime ini kayak ajang "pamer visual" P.A. Works, sampai-sampai saya mikir kalo ceritanya emang sengaja dibuat untuk mendukung "pamer visual" tadi...


Contrast #5 - Main Characters Development!

Serupa dengan Violet Evergarden (yang belum saya tulis review-nya sampai review ini ditulis :P ), di sini kita diperhadapkan dengan satu karakter utama perempuan yang secara gamblang punya kekurangan dalam hal emosional. Bedanya, di sini ditambah sedikit dengan ketidakmampuan Hitomi melihat warna.

Seiring 13 episode berjalan, kita disuguhkan perkembangan seorang Hitomi ke arah yang lebih baik. Dari seorang yang tertutup parah dan benci magic, pelan-pelan dia mengasah kemampuannya, ikut kegiatan-kegiatan klubnya, dan dengan support dari Kohaku (versi 17 tahun) serta temen-temen di sekitarnya, Anda akan melihat satu karakter yang berubah 180 derajat. Hal ini juga didukung lewat perubahan penglihatan Hitomi dari monokrom menjadi berwarna, yang buat saya keren banget karena berhasil menjadi sarana storytelling yang greget.

Singkatnya, Hitomi episode 1 bukan lagi Hitomi di setengah akhir episode 13. :D (kalo ingin membandingkan secara gampang, coba tonton adegan di bus episode 1 dan 13).

Screenshot ini kayaknya cocok untuk iklan shampoo. #plak


Musik! Nothing special, tapi secara pribadi saya lebih suka lagu opening dibanding ending-nya.  Untuk seiyuu... sama, tidak ada yang bikin kuping "ngiler", tapi saya suka bagaimana warna suara soft-spoken Hitomi disampaikan di sini. Lumayan enak. :)

IMO, best pose-nya Kurumi di sepanjang anime (≧w≦)



Meskipun director Irozuku Sekai no Ashita kara ini sama dengan Nagi no Asukara, namun sayang... skornya nggak akan setinggi NagiAsu. Kenapa? Salah satunya karena "nasi goreng" tadi. Karena saking seringnya saya temui, seenak apapun suatu nasi goreng, hampir nggak mungkin akan saya makan setiap hari selama berhari-hari. Tiga hari aja udah bosen (kalo saya). 

Coba saya absen dulu beberapa trope yang ada...

Klub sekolah? 
Festival sekolah? 
Time travel
Magic realism? 
Saya yakin jari tangan dan kaki Anda nggak cukup untuk ngitung anime/manga/VN yang menggunakannya.

Tapi tenang! Hal tersebut sebenernya nggak mengurangi penilaian di mata saya. Sayangnya! Faktor tersebut juga nggak memberi nilai tambah apa-apa. 

Lantas apakah nggak ada kekurangan?

Tentu ada. Ada banget!

Nggak perlu kejelian ekstra untuk mengetahuinya jika udah selesai menonton. Betul sekali, satu-satunya faktor negatif anime ini buat saya adalah...

Karakter-karakter lain!

Saya nggak ngerti apakah karena jumlah episodenya yang cuma 13 atau firasat saya tentang anime ini cuma ajang "pamer visual" tepat adanya. Tetapi yang jelas, selain Hitomi, semua karakter pendukung di sini (yang nggak bisa dibilang sampingan nggak penting) hanya dapet sedikit atau bahkan nggak ada perkembangan.

Kohaku hampir oke, karena plot terjadi akibat dirinya yang merasa gagal membahagiakan anak sehingga kali ini harus berhasil membahagiakan cucu. Kurangnya satu, banyak collateral damage yang dihasilkan sihirnya nggak dijadikan konflik lebih lanjut, padahal berpotensi banget untuk memperkuat karakter Kohaku. Yuito ada sedikit, tetapi nggak dikorek sampai sedalam Hitomi. Ini sayang banget karena Yuito merupakan katalis developement Hitomi yang oke punya itu, sehingga alangkah eloknya kalo karakternya juga dipertajam supaya terasa balance dengan Hitomi. Asagi... juga ada, dikit. Setidaknya jadi berani menjual hasil karyanya. Karakter-karakter yang lain...? Statis-statis aja.

Kembali ke analogi nasi goreng, susunan karakter di sini kayak nasi (Hitomi) + bumbu-bumbu (karakter-karakter sisanya). Sehebat apapun bumbu-bumbunya, tetep aja saya akan komentar, "Nasi gorengnya enak ya?". Kecil banget kemungkinan saya akan mengatakan kalo bawang putihnya enak, kecap manisnya lezat, ataupun cabenya nikmat karena fokus dari nasi goreng adalah nasinya.

(...dan... nggak, saya nggak akan bahas worldbuilding di sini karena titik berat anime ini bukan di fantasy, tetapi character development)

Lagi ngejar abang-abang nasi goreng? #plak


Sebagai pamungkas, secara keseluruhan Irozuku Sekai no Ashita kara bukanlah nasi goreng hotel yang mahal dan mewah (dan kadang nggak enak, sumpah), tetapi lebih mirip nasi goreng yang biasa dimasak orang tua di rumah. Anda sudah tahu bahan-bahannya, Anda sudah sering merasakan, dan mungkin nggak tiap hari Anda nikmati. Tetapi... sekali-sekali kembali mencicipi nasi goreng rumahan nggak ada salahnya, kan? :)



---------------




Rating:

7.8/10 (B rank) untuk Irozuku Sekai no Ashita kara karena visualnya yang memanjakan mata, ceritanya yang solid dan komplit, serta berhasil dalam menceritakan development karakter utama.

Direkomendasikan untuk yang mencari tontonan ringan non-komedi.

Nah kan ada ikan lagi... :P

***

4 comments:

  1. wih akhirnya ngepost lagi juga hehe

    anime ini meskipun pewarnaannya terang tapi di awal cerita berasa banget glommynya mungkin efek dari 2 karakter utama yang agak pasif yah.
    endingnya menarik.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yep, saya juga ngerasa aura gloomy di awal. Kalo buat saya mungkin gara-gara Hitomi yang... kayak anak kucing ketakutan gitu karena belom bisa beradaptasi.
      Endingnya udah paling bener sih ini, cocok sama inti ceritanya yang bertitik berat di character development.

      Delete
  2. Bener, di pertengahan emang lumayan bosen dan males mau lanjutin (heh). Untungnya ada adegan selucu Hitomi sama Yuito kirim-kiriman pesawat kertas, saya gemes sendiri nontonnya, nggak jadi drop deh:")

    ReplyDelete
  3. iya, ane jg ngerasa bosen pas pertengahan. jd ane pilih nonton anime indo aja deh

    ReplyDelete