Tatewaki Shoutarou - Kujou Sakurako |
Basic Information: http://anidb.net/perl-bin/animedb.pl?show=anime&aid=11104
Ngelantur Sebentar:
Selain anime sebelah, ada satu lagi anime dengan genre misteri di Fall 2015. Yang satu ini tentu juga nggak terlewat dari watchlist saya.
Selain anime sebelah, ada satu lagi anime dengan genre misteri di Fall 2015. Yang satu ini tentu juga nggak terlewat dari watchlist saya.
Sakurako-san no Ashimoto ni wa Shitai ga Umatteiru; Ada Mayat Terkubur di Bawah Kaki Sakurako-san.
TERUS INI KENAPA JUDULNYA PANJANG SEKALE?!
Ah bodo amat. Review started!
Sinopsis:
Tulang-belulang sudah menjadi keseharian bagi seorang osteolog wanita bernama Kujou Sakurako, sekaligus mengalihkan fokusnya dari interaksi dengan orang lain. Beruntung, seorang anak SMA yang menjadi asistennya, Tatewaki Shoutarou, selalu berusaha menarik sang osteolog untuk tidak meninggalkan kehidupan sosialnya.
Satu hal yang pasti, ke mana pun keduanya pergi... ada mayat yang menanti.
Review:
Entah kenapa, 3 bulan yang lalu saya langsung kepincut dengan anime ini setelah nengok sebentar entrinya di AniDB. Terasa unik dan misterius... pokoknya gimana gitu deh.
Tentu dengan poin-poin positif yang menarik perhatian.
Kelebihan!
Frontal - Visual!
Poin ini adalah kelebihan yang paling gampang diamati. Suasana sub-urban dan panorama alam yang digambarkan terasa menyejukkan. Nggak rame-rame heboh kayak hiruk-pikuk metropolitan, cocok untuk mewarnai nuansa pelan-pelan dingin.
Nggak lupa juga untuk visual sewaktu Sakurako-san mulai menjelaskan deduksinya dengan kerangka-kerangka berjalan yang berwarna-warni itu... wow. Sedap! d(≧∀≦)
Temporal - Komposisi!
Saya bener-bener jatuh cinta dengan komposisi semi-episodik seperti di anime ini. Saya emang suka anime episodik (1 masalah = 1 episode) sejak lama. Tapi! Kali ini bukan sembarang episodik. Kasus-kasus yang ada ternyata konvergen ke satu problem utama. Kayaknya saya baru satu kali ngeliat yang semacem ini di light novel yang pernah saya baca beberapa waktu lalu. Awal-awal kayaknya nggak berhubungan, tapi semua memiliki benang merah yang solid. Memang agak melenceng dari formula genre misteri pada umumnya, tapi buat saya itu adalah keunikan tersendiri.
Parietal - Unique Relationship!
Di tengah membludaknya anime-anime yang memiliki unsur romance sebagai unsur utama maupun sampingan, anime ini bagaikan hembusan udara segar yang membawa perbedaan. Bukannya saya nggak demen romance, tapi kalo terlalu sering ya lama-lama bosen juga. Dan saya nggak salah memilih anime untuk menikmati suasana hubungan yang lain dari biasanya. Boleh saya katakan hubungan antara Sakurako-san dan Shoutarou di sini lebih ke arah mentor-disciple mendekati kakak-beradik non-romantik.
Sphenoid - Kujou Sakurako!
Inti dari segala inti dari anime ini, sang karakter utama itu sendiri, Kujou Sakurako.
Saya selalu kagum dengan karakter pinter, dan ini termasuk salah satunya. Kecerdasannya (khususnya dalam bidang forensik) bener-bener terasa nonjok dipadukan dengan mulutnya yang rada nyablak. Pokoknya kalo deduksi udah tertanam di kepala, hajar bleh! Saya bukan penggemar berat tipe cewek deredere dengan kehalusan dan kelembutan yang (kadang) lebay, jadi yang kayak begini sedapnya luar biasa. Buat saya, cukup Sakurako-san sendiri udah berhasil membuat nilai anime ini melejit.
Satu lagi, saya bener-bener seneng ada character twist di sini. Kecepatan berpikir dan ketajaman lidahnya ternyata menyimpan sedikit sifat yang sedikit kekanakan. Memang hanya childish dalam segelintir hal, tapi justru hal itulah yang bikin saya jatuh hati. Mungkin akan bermasalah bagi sebagian penonton, namun nggak buat saya.
Saya nggak bisa komentar banyak untuk opening dan ending theme-nya, karena rasanya di kuping tuh biasa-biasa aja. Masalah selera aja kali ya. Tapi yang jelas, saya seneng bisa denger lagi suaranya Itou Shizuka. Kayaknya setiap season ada aja dia dapet job ngisi suara. XD~
Sedikit informasi, nama-nama yang saya berikan sebagai "nickname" poin-poin kelebihan diambil dari nama tulang-tulang yang menyelubungi otak (cranial bones/neurocranium). Anda yang bergelut di bidang kedokteran, forensik, dan sejenisnya mungkin akan langsung menyadari kalo ada 2 yang kurang: ethmoid dan occipital. (sebenernya liat Wikipedia aja beres kok #plak)
Sesuai dengan jumlah tersebut, ada 2 kelemahan di anime ini.
Pertama, Shoutarou sebagai ethmoid.
Tulang ethmoid merupakan pembatas antara rongga hidung dan otak, juga memiliki koneksi langsung dengan sphenoid. Cocok jika dimisalkan dengan Shoutarou yang fungsinya melengkapi Sakurako-san, sekaligus menjembatani sang osteolog dengan dunia luar.
Sayangnya! Berbeda dengan karakter peredam di anime sebelah, Shoutarou nggak bisa mengimbangi betapa amazing-nya Sakurako-san. Terasa bland dan menurut saya nggak bisa membentuk interaksi karakter yang menarik. Kerjanya Shoutarou itu kalo nggak ngingetin Sakurako-san yang bablas kekanakan, ya nanya-nanya doang. Cuma di 1 episode aja dia mikir sendiri, itu pun terus-menerus dipancing dulu sebelumnya. Juga nggak bisa membantu penonton memikirkan pemecahan kasus, karena segala pengetahuan forensik cuma dijelaskan lewat Sakurako-san. Seandainya dia mahasiswa kedokteran tingkat awal (bukan anak SMA), mungkin cerita di anime ini bisa lebih menarik.
Kedua, plothole sebagai occipital.
Tulang occipital letaknya ada di ujung bawah belakang, yang artinya jika nggak ada, maka otak nggak terlindung sempurna alias tengkoraknya berlubang.
Ada beberapa hal yang menjadi lubang di anime ini, semuanya menyangkut karakter.
Saya bingung siapa cewek yang tiba-tiba nongol di bagian ujung episode 5 yang nggak diperkenalkan sebelumnya. Masalah adeknya Sakurako-san juga nggak ketauan jelas kenapa. Belum lagi siapa yang terbaring di rumah sakit sewaktu episode 7.
Yang utama dan terutama adalah saya... nggak suka ending-nya. Rasanya dibanting sehingga anime ini nggak fulfilling. Padahal udah bagus saya diarahkan pada sesuatu yang konvergen mendekati akhir, tapi... tiba-tiba abis. Ultimate villain-nya nggak kebongkar pula. Ending seakan berkata, "Mau tahu siapakah Hanabusa sebenarnya? Belilah light novel-nya, atau tunggu season dua!" Sedih lah pokoknya... (T__T)
Rating:
7.4/10 (C+ rank) untuk Sakurako-san no Ashimoto ni wa Shitai ga Umatteiru karena visual yang mendukung nuansa dingin dan komposisi episodiknya. Tentu juga untuk Sakurako-san, si protagonis yang asoy~ :3
Direkomendasikan bagi Anda yang mencari anime dingin-dingin ringan.
Satu hal yang pasti, ke mana pun keduanya pergi... ada mayat yang menanti.
Say hello to the neurocranium! |
Review:
Entah kenapa, 3 bulan yang lalu saya langsung kepincut dengan anime ini setelah nengok sebentar entrinya di AniDB. Terasa unik dan misterius... pokoknya gimana gitu deh.
Tentu dengan poin-poin positif yang menarik perhatian.
Kelebihan!
"Kelebihannya ada di surat ini. Baca sendiri lah!" #subtitlengarang |
Frontal - Visual!
Poin ini adalah kelebihan yang paling gampang diamati. Suasana sub-urban dan panorama alam yang digambarkan terasa menyejukkan. Nggak rame-rame heboh kayak hiruk-pikuk metropolitan, cocok untuk mewarnai nuansa pelan-pelan dingin.
Nggak lupa juga untuk visual sewaktu Sakurako-san mulai menjelaskan deduksinya dengan kerangka-kerangka berjalan yang berwarna-warni itu... wow. Sedap! d(≧∀≦)
Meski agak repetitif, tapi secara kualitas... BEUUUH JEBRET LAH. |
Temporal - Komposisi!
Saya bener-bener jatuh cinta dengan komposisi semi-episodik seperti di anime ini. Saya emang suka anime episodik (1 masalah = 1 episode) sejak lama. Tapi! Kali ini bukan sembarang episodik. Kasus-kasus yang ada ternyata konvergen ke satu problem utama. Kayaknya saya baru satu kali ngeliat yang semacem ini di light novel yang pernah saya baca beberapa waktu lalu. Awal-awal kayaknya nggak berhubungan, tapi semua memiliki benang merah yang solid. Memang agak melenceng dari formula genre misteri pada umumnya, tapi buat saya itu adalah keunikan tersendiri.
Parietal - Unique Relationship!
Di tengah membludaknya anime-anime yang memiliki unsur romance sebagai unsur utama maupun sampingan, anime ini bagaikan hembusan udara segar yang membawa perbedaan. Bukannya saya nggak demen romance, tapi kalo terlalu sering ya lama-lama bosen juga. Dan saya nggak salah memilih anime untuk menikmati suasana hubungan yang lain dari biasanya. Boleh saya katakan hubungan antara Sakurako-san dan Shoutarou di sini lebih ke arah mentor-disciple mendekati kakak-beradik non-romantik.
"Piwiiiidd... Neng mau ke mana kok buru-buru?" #digaplokfemur |
Sphenoid - Kujou Sakurako!
Inti dari segala inti dari anime ini, sang karakter utama itu sendiri, Kujou Sakurako.
Saya selalu kagum dengan karakter pinter, dan ini termasuk salah satunya. Kecerdasannya (khususnya dalam bidang forensik) bener-bener terasa nonjok dipadukan dengan mulutnya yang rada nyablak. Pokoknya kalo deduksi udah tertanam di kepala, hajar bleh! Saya bukan penggemar berat tipe cewek deredere dengan kehalusan dan kelembutan yang (kadang) lebay, jadi yang kayak begini sedapnya luar biasa. Buat saya, cukup Sakurako-san sendiri udah berhasil membuat nilai anime ini melejit.
Satu lagi, saya bener-bener seneng ada character twist di sini. Kecepatan berpikir dan ketajaman lidahnya ternyata menyimpan sedikit sifat yang sedikit kekanakan. Memang hanya childish dalam segelintir hal, tapi justru hal itulah yang bikin saya jatuh hati. Mungkin akan bermasalah bagi sebagian penonton, namun nggak buat saya.
THIS IS THE FINAL REASON TO LOVE HER. |
Saya nggak bisa komentar banyak untuk opening dan ending theme-nya, karena rasanya di kuping tuh biasa-biasa aja. Masalah selera aja kali ya. Tapi yang jelas, saya seneng bisa denger lagi suaranya Itou Shizuka. Kayaknya setiap season ada aja dia dapet job ngisi suara. XD~
The true elegant lady. :3 |
Sedikit informasi, nama-nama yang saya berikan sebagai "nickname" poin-poin kelebihan diambil dari nama tulang-tulang yang menyelubungi otak (cranial bones/neurocranium). Anda yang bergelut di bidang kedokteran, forensik, dan sejenisnya mungkin akan langsung menyadari kalo ada 2 yang kurang: ethmoid dan occipital. (sebenernya liat Wikipedia aja beres kok #plak)
Sesuai dengan jumlah tersebut, ada 2 kelemahan di anime ini.
Pertama, Shoutarou sebagai ethmoid.
Tulang ethmoid merupakan pembatas antara rongga hidung dan otak, juga memiliki koneksi langsung dengan sphenoid. Cocok jika dimisalkan dengan Shoutarou yang fungsinya melengkapi Sakurako-san, sekaligus menjembatani sang osteolog dengan dunia luar.
Sayangnya! Berbeda dengan karakter peredam di anime sebelah, Shoutarou nggak bisa mengimbangi betapa amazing-nya Sakurako-san. Terasa bland dan menurut saya nggak bisa membentuk interaksi karakter yang menarik. Kerjanya Shoutarou itu kalo nggak ngingetin Sakurako-san yang bablas kekanakan, ya nanya-nanya doang. Cuma di 1 episode aja dia mikir sendiri, itu pun terus-menerus dipancing dulu sebelumnya. Juga nggak bisa membantu penonton memikirkan pemecahan kasus, karena segala pengetahuan forensik cuma dijelaskan lewat Sakurako-san. Seandainya dia mahasiswa kedokteran tingkat awal (bukan anak SMA), mungkin cerita di anime ini bisa lebih menarik.
Kedua, plothole sebagai occipital.
Tulang occipital letaknya ada di ujung bawah belakang, yang artinya jika nggak ada, maka otak nggak terlindung sempurna alias tengkoraknya berlubang.
Ada beberapa hal yang menjadi lubang di anime ini, semuanya menyangkut karakter.
Saya bingung siapa cewek yang tiba-tiba nongol di bagian ujung episode 5 yang nggak diperkenalkan sebelumnya. Masalah adeknya Sakurako-san juga nggak ketauan jelas kenapa. Belum lagi siapa yang terbaring di rumah sakit sewaktu episode 7.
Yang utama dan terutama adalah saya... nggak suka ending-nya. Rasanya dibanting sehingga anime ini nggak fulfilling. Padahal udah bagus saya diarahkan pada sesuatu yang konvergen mendekati akhir, tapi... tiba-tiba abis. Ultimate villain-nya nggak kebongkar pula. Ending seakan berkata, "Mau tahu siapakah Hanabusa sebenarnya? Belilah light novel-nya, atau tunggu season dua!" Sedih lah pokoknya... (T__T)
"Cih... apa gue bilang. Cuma 12 episode sih. Lebihin lah biar bagus!" |
---------------
Rating:
7.4/10 (C+ rank) untuk Sakurako-san no Ashimoto ni wa Shitai ga Umatteiru karena visual yang mendukung nuansa dingin dan komposisi episodiknya. Tentu juga untuk Sakurako-san, si protagonis yang asoy~ :3
Direkomendasikan bagi Anda yang mencari anime dingin-dingin ringan.
I'll miss that face. :) |
***
adegan slepet sarung tangannya kerenlah meski ngulang tapi gak sering2 bgt
ReplyDeleteselain hanabusa saya malah penasaran tunangannya mbak sakurako ini
Artworknya niat banget sih memang pas slepet"an itu, serem lah
DeleteAh iya, itu juga... tapi karena nggak pernah dikasih liat di anime meski sekilas (kalo yg saya sebut kan sempet masuk scene), jadinya sudahlah lupakan saja #plak
Kayaknya tunangan Sakurako itu hasil perjodohan deh.
ReplyDeleteDan mengutip Hayao Miyazaki “I’ve become skeptical of the unwritten rule that just because a boy and girl appear in the same feature, a romance must ensue. Rather, I want to portray a slightly different relationship, one where the two mutually inspire each other to live - if I’m able to, then perhaps I’ll be closer to portraying a true expression of love.”
Hampir di setiap anime pasti main guy jadian ama main girl. Kecuali beda usia yang jauh, jarang banget hubungan tokoh utama cowok-cewek cuma murni friendship. Pasti ujung2nya jadian atau salah satunya suka.
Jangan" Hanabusa itu tunangannya Sakurako #asalnebak #plak
DeleteKebanyakan gitu sih. Saya juga jarang banget nyari yg full-blown romance kecuali mendadak pengen dan sekalinya nonton harus nonton yang beneran bagus... #banyakmaunya
trus foto masa kecil sakurako sama shoutaro ? kok penasaran gimana cerita mereka bisa foto bareng masa kecil -_-
ReplyDelete