Thursday, October 17, 2019

[Review Anime] Mitsuboshi Colors

Sacchan - Yui - Kotoha

Basic Information: https://anidb.net/anime/12957



Ngelantur Sebentar:

Main tanah!
Hujan-hujanan!
Manjat pohon mangga tetangga!
Nyolong sendal di masjid! 
#plak

Seancur apakah perilaku Anda sekalian sewaktu kecil?

HAHA! Saya yakin masih kalah dengan bocah-bocah barbar pelindung (kota? kabupaten? kecamatan? kelurahan?) Ueno ini. Mereka adalah Colors! 

Mitsuboshi Colors!



Sinopsis:

Yui, Sacchan, dan Kotoha tergabung dalam sebuah organisasi (khayalan) bernama Colors, yang sehari-harinya "bertugas" melindungi wilayah Ueno. Tentunya dengan cara bermai-

...menyelesaikan masalah dan membasmi musuh yang mengancam!

Kira-kira seperti inilah metode mereka dalam menjaga perdamaian.



Review:

Review kali ini nggak akan panjang-panjang, sesuai dengan animenya yang juga amat sangat simpel. Bahkan kalo boleh saya uraikan menggunakan struktur standar di Lunatic Moe ini, hanya ada 2 faktor yang spesial dari Mitsuboshi Colors. Apa aja 2 poin yang dimaksud?

Kelebihan!

Ingat! Semua akan jadi feses pada akhirnya................

Colors #1 - Sound!

Faktor yang pertama adalah segala sesuatu yang menggetarkan gendang telinga.

Pertama, opening dan ending theme-nya terdengar menyenangkan dan sukses membawa keceriaan, amat sangat klop dengan konten anime ini. Kedua, BGM-nya mendukung banget dengan melodi-melodi yang riang gembira plus penggunaan suara instrumen yang sesuai, serasa dengerin soundtrack game tahun 80-90an. Ketiga, ketiga seiyuu karakter utama kita bener-bener pas untuk menjadi suara bocah-bocah tersebut, bukan seperti di anime-anime lain yang karakternya kedengeran terlalu menggemaskan padahal karakter yang diisi suaranya nggak bisa dikatakan anak-anak.


Colors #2 - Kids Being Kids!

Nah, ini dia yang membuat Mitsuboshi Colors terasa enaaaaaakk banget ditonton hingga akhir. Trio Yui, Sacchan, dan Kotoha di sini bener-bener merupakan kumpulan bocah yang berperilaku layaknya bocah dengan kepribadian uniknya masing-masing. Ada lucunya, ada gemesinnya, ada kurang ajarnya, ada bandelnya... komplit deh pokoknya! Mungkin juga bisa mengingatkan Anda sekalian akan kelakuan barbar Anda ketika masih kecil dulu sewaktu nonton kelakuan ketiga dedek-dedek tersebut.

Dan menurut pengamatan saya, nuansa kids being kids ini berfondasi pada 2 hal.

Pertama, aktivitas. Dari mecahin kasus hingga jalan-jalan di kebun binatang, semuanya amat sangat realistis untuk dilakukan anak-anak. Nggak ada satupun permainan atau peristiwa yang dirasa terlalu dewasa ataupun nggak sesuai umur (tapi mungkin tetap disesuaikan sama kultur anak-anak di Jepang sana).

Kedua, dialog. Ini... luar biasa jebret. Setiap dialognya, mulai dari penggunaan kosakata hingga cara ngomong, semuanya sangat terasa anak-anak. Nggak njelimet, sesekali susah dimengerti orang dewasa, dan juga khas nyablak ala bocah. Obrolan mereka mentransmisikan atmosfer yang serupa (tapi tak sama) dengan omongan anak-anak di lingkungan sekitar rumah Anda kalo mereka lagi main. (≧∀≦)

Mata duitan. (O∀O)


Sekarang ke kelemahan!

"Lho kok langsung ke kelemahannya? Biasanya bahas visual dan lain-lainnya dulu..."

Karena kelemahannya ya di situ, di visualnya.

Di sini saya mustahil mengatakan kalo desain karakter adalah bagian dari kekurangan, karena mata saya nggak mungkin menolak wajah-wajah lucu menggemaskan. Yang jadi masalah di sini ada di salah satu aspek visual yang mungkin bisa Anda sadari dengan sendirinya sewaktu nonton.

Betul. Still image!

Entah karena kurang duit atau gimana, banyak BANGET adegan-adegan yang semestinya akan JAUH lebih baik jika dianimasikan, malah dibuat kaku alias still image tadi. Serius, nggak seru rasanya ngeliat trio bocah barbar kesayangan kita semua lagi asik lari-lari sambil ngoceh ala anak-anak, eh cuma dikasih gambar kaku dan beralih ke gambar kaku berikutnya. Yang paling parah bagi saya ada di episode 4 ketika adegan festival di jalan. Itu... nggak enak banget liatnya. Nuansa kemeriahan yang ada nggak terasa sama sekali karena sebagian besar manusia yang ada di situ diem mematung begitu aja. Malah ada adegan para penari yang cuma ditampilkan kayak slideshow ditambah suara... (-_-)

"Loh, reviewnya abis ya?"


---------------



Rating:

7.7/10 (B rank) untuk Mitsuboshi Colors karena... fun! Tentunya dengan dukungan eksekusi elemen-elemennya yang mendekati bagaimana anak-anak berperilaku. Nggak lupa juga untuk berbagai soundtrack yang sangat mendukung.

Direkomendasikan untuk Anda yang ingin menikmati nostalgia masa kecil atau yang pada dasarnya memang senang dengan perliaku anak-anak.

Bobok ciank duyu ya~ #plak

***

5 comments:

  1. Nih mimin, kayak kentaro miura aja, post review dua kali setahun, sibuk "ngidol yah". Wkwkwkwk

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nggak juga. Taun ini nggak akan cuma 2 kok. :P

      Delete
  2. kelakuan ni bocah2 emang koplak - koplak
    berharap anime koplak begini diperbanyak karena entah kenapa cape nonton anime yang serius gitu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yotsuba& sih yang paling mendekati, tapi sayang manganya belom diadaptasi jadi anime...

      Delete
  3. kapan review kimetsu no yaiba min..?

    ReplyDelete