Kiri ke kanan: Io, Tsumiki, Sakaki, Mayoi, Hime (mimisan) |
Basic Information: http://anidb.net/perl-bin/animedb.pl?show=anime&aid=8890
Ngelantur Sebentar:
あっちこっち; Acchi Kocchi.
Kalo diterjemahin ke bahasa Indonesia, artinya adalah: Di sana-sini.
Sebuah anime yang diadaptasi dari manga 4-koma dari judul yang sama, mulai tayang pada season yang sama dengan Hyouka tapi memiliki genre yang jauh berbeda. Kalo yang satu adalah anime tipikal serius tapi santai, maka Acchi Kocchi adalah...imut dan bikin meledak.
Sinopsis:
Berkisah seputar pasangan cowok-cewek SMA, Otonashi Io dan Miniwa Tsumiki. Nampak jelaaaaasss banget dari gelagat Tsumiki kalo dia suka sama Io, tapi sayangnya dia terlalu tsundere dan gak bisa ngomongin perasaannya secara jujur dan lugas. Io juga, sama sekali gak menyadari apa yang dirasain oleh Tsumiki. Tapiiii...sehari-harinya mereka berdua tetep deket. Banget!
Ditambah kelucuan, keanehan, keisengan, serta kegilaan tiga temennya: Haruno Hime, Katase Mayoi, dan Inui Sakaki; jadilah sebuah anime komedi romantis yang manis anget-anget. Menggemaskan hampir di setiap episodenya! (^o^)
Review:
Cuteness everywhere! Acchi de, kocchi de, kawaiimono da! (>__<) <-- eh bener gak ya bahasa Jepang saya? XD
Itulah satu hal yang ditonjolkan di anime ini, yaitu betapa menggemaskannya hubungan antara Tsumiki dan Io, yang seringkali diganggu dan di-tease oleh temen-temennya yang lain.
Segala macam kelakuan imut dan menggemaskan tidak akan muncul kalo karakter-karakter utamanya gak dirancang demikian. Kekuatan anime ini memang terletak di karakternya. Yep, character-driven.
Pertama, main heroine kita, Miniwa Tsumiki. Cewek berpostur kecil, tergolong keciiiillll untuk orang seusianya. Eits, tapi jangan salah. Meski loli dan merupakan target utama di anime ini untuk diekspos sisi imut-imutnya, tapi kekuatannya LUAR BIASA. Uh-huh, dia adalah tipikal loli perkasa yang tsundere, sangat mudah berubah kepribadiannya jika di depan orang yang disuka. Berhubung ini adalah anime komedi yang mengedepankan unsur cuteness, Tsumiki seringkali digambarkan memiliki atribut seekor kucing (maksud saya nekomimi, alias ada telinga kucing nongol di atas kepala) kalo sedang merespon sesuatu.
Gak cuma itu, kadang Tsumiki digambarkan dengan muka merah, kepala berasep *POOOF*, dan mimisan kalo kadar kegembiraannya udah gak terkontrol sebagai akibat kontak dengan Io. Nah, kalo dere-dere mode nya itu udah aktif, saya bener-bener heboh ngeliat kelakuan Tsumiki. Gemes. BANGET! (>__<) Pengen saya keluarin dari layar terus ngelus-elus Tsumiki sampe berasep...
Berikutnya yaitu pujaan hati Tsumiki, Otonashi Io, seorang bishounen berkacamata yang gentleman (Io-sama, saya harus banyak belajar dari anda!). Punya karisma alamiah untuk menarik cewek-cewek dan kucing-kucing, sekaligus berbakat dalam berbagai macam hal (bahkan bisa maen game bergenre rhythm-matching dengan kepala nyungsep di bantal!). Gak cuma itu, dia juga ahlinya ngegombal dengan kata-kata yang bisa membuat Tsumiki mimisan dan berasep. Kadang nge-tease Tsumiki (secara nggak sadar), tapi juga beberapa kali jadi korban digigit loli yang satu itu. Dan saya menemukan kalo hal itu bener-bener...HNNNNGGGHH (>__<) Salah satu couple di anime dengan chemistry yang tinggi deh!
Satu lagi, saya bisa gemes seneng kalo ngeliat kelakuan dia sama Tsumiki, tapi bisa juga kesel. Cowok yang satu ini dense-nya udah amat sangat keterlaluan! Parahnya lagi, dia masiiiihhhh aja terus deket sama Tsumiki dengan sensornya yang insensitif itu. Entah beneran gak tau atau pura-pura blo'on, mari kita serahkan pada pembuat manganya.
Anime ini juga nggak bakalan rame kalo gak ada ketiga temennya itu.
Haruno Hime. Cewek yang cukup cute, tapi lemot dan rada blo'on. Korban teasing kedua paling sering setelah Tsumiki dan seringkali kena peluru nyasar gombalannya Io. Karakter cewek kedua di anime ini yang bisa mimisan, bahkan lebih sering dari Tsumiki.
Katase Mayoi. Tipikal mad scientist yang rada-rada freak, pake jaket laboratorium, punya banyak alat aneh, dan gak ketauan matanya kayak gimana karena selalu ketutup poni. Sering iseng dan jahil terhadap yang lain, terutama Tsumiki. Sifatnya itu sangat kompatibel sama karakter kita yang berikutnya.
Inui Sakaki, karakter cowok kedua di anime ini. Kompatibel banget sama Mayoi kalo udah urusan isengin orang. Punya kakak cewek (Miiko) yang merupakan seorang pemilik toko roti/kue yang bernama Hatch Potch. Dia, Io, dan Hime kerja di tempat tersebut.
Boleh saya katakan kalo Acchi Kocchi adalah sebuah anime yang murni character-driven, berfokus pada interaksi antar karakternya (yang kadang gemesin), khususnya tarik ulur antara Tsumiki-Io. Satu hal yang bikin puas, kontak di antara mereka nggak pernah sedikitpun membosankan buat saya. Bahkan saya yang seringkali mementingkan plot dan development pun takluk terhadap betapa gemesin dan angetnya anime ini sampe tamat! Walaupun tema utamanya tetep cuteness, tapi terus diolah secara kreatif per episode dengan memanfaatkan karakter-karakternya dengan sangat baik. Selalu D'AWWWWW~ (>__<)
Sekarang, artwork. Kalo anda suka desain karakter yang lucu dan sesekali dibikin chibi/deformed, maka anda tidak akan menemui masalah. Yep, termasuk saya. (≧∀≦) Masalah pewarnaannya, buat saya udah cocok untuk anime dengan tipe seperti ini. Bright and colorful.
Ada lagi hal kecil dalam masalah visual yang saya suka meski beberapa orang mungkin mengabaikannya. Apa itu? Yap, frame transisi antar scene. Simpel, unik, dan artistik. Contohnya yang kayak gini:
Musik...meski gak ada satupun baik opening maupun ending theme yang menguasai playlist saya, tapi harus saya akui kalo dua-duanya itu cukup enak di telinga. Diciptakan seimut dan selucu mungkin!
Sempurna? Tentu tidak.
Pertama, beberapa kalimat jokes (punchline) yang garing buat saya. Entah saya yang dodol atau emang gak lucu beneran, yang jelas saya nggak ketawa di beberapa dialog meski saya tahu kalo maksudnya adalah untuk ngelucu. Slapstick-nya jauh lebih konyol dan bikin ngakak.
Kedua, gak ada konklusi. Well, saya bisa memaklumi, karena anime ini adalah adaptasi dari manga 4-koma/4-panel serta fokusnya adalah lawakan dan interaksi karakter yang menggemaskan. Tapi...saya jadi merasa butuh season 2 supaya tau gimana proses Io sama Tsumiki jadian, huh! (>__<)
Ketiga, bisa dikatakan kalo anime ini gak punya plot. Saya nggak mendapatinya sebagai kekurangan, karena saya udah ngerti kalo anime ini adalah character-driven, bukan plot-driven (iya lah, namanya juga komedi romantis slice of life). Tapi saya cuma mau kasih tau, buat anda yang kurang suka sesuatu tanpa alur cerita, mungkin anime ini bukan untuk anda.
Rating:
(>__<)!! |
Segala macam kelakuan imut dan menggemaskan tidak akan muncul kalo karakter-karakter utamanya gak dirancang demikian. Kekuatan anime ini memang terletak di karakternya. Yep, character-driven.
Pertama, main heroine kita, Miniwa Tsumiki. Cewek berpostur kecil, tergolong keciiiillll untuk orang seusianya. Eits, tapi jangan salah. Meski loli dan merupakan target utama di anime ini untuk diekspos sisi imut-imutnya, tapi kekuatannya LUAR BIASA. Uh-huh, dia adalah tipikal loli perkasa yang tsundere, sangat mudah berubah kepribadiannya jika di depan orang yang disuka. Berhubung ini adalah anime komedi yang mengedepankan unsur cuteness, Tsumiki seringkali digambarkan memiliki atribut seekor kucing (maksud saya nekomimi, alias ada telinga kucing nongol di atas kepala) kalo sedang merespon sesuatu.
Gak cuma itu, kadang Tsumiki digambarkan dengan muka merah, kepala berasep *POOOF*, dan mimisan kalo kadar kegembiraannya udah gak terkontrol sebagai akibat kontak dengan Io. Nah, kalo dere-dere mode nya itu udah aktif, saya bener-bener heboh ngeliat kelakuan Tsumiki. Gemes. BANGET! (>__<) Pengen saya keluarin dari layar terus ngelus-elus Tsumiki sampe berasep...
Tsundere detected! |
Satu lagi, saya bisa gemes seneng kalo ngeliat kelakuan dia sama Tsumiki, tapi bisa juga kesel. Cowok yang satu ini dense-nya udah amat sangat keterlaluan! Parahnya lagi, dia masiiiihhhh aja terus deket sama Tsumiki dengan sensornya yang insensitif itu. Entah beneran gak tau atau pura-pura blo'on, mari kita serahkan pada pembuat manganya.
Hello, ojou-sama. |
Haruno Hime. Cewek yang cukup cute, tapi lemot dan rada blo'on. Korban teasing kedua paling sering setelah Tsumiki dan seringkali kena peluru nyasar gombalannya Io. Karakter cewek kedua di anime ini yang bisa mimisan, bahkan lebih sering dari Tsumiki.
Katase Mayoi. Tipikal mad scientist yang rada-rada freak, pake jaket laboratorium, punya banyak alat aneh, dan gak ketauan matanya kayak gimana karena selalu ketutup poni. Sering iseng dan jahil terhadap yang lain, terutama Tsumiki. Sifatnya itu sangat kompatibel sama karakter kita yang berikutnya.
Inui Sakaki, karakter cowok kedua di anime ini. Kompatibel banget sama Mayoi kalo udah urusan isengin orang. Punya kakak cewek (Miiko) yang merupakan seorang pemilik toko roti/kue yang bernama Hatch Potch. Dia, Io, dan Hime kerja di tempat tersebut.
Boleh saya katakan kalo Acchi Kocchi adalah sebuah anime yang murni character-driven, berfokus pada interaksi antar karakternya (yang kadang gemesin), khususnya tarik ulur antara Tsumiki-Io. Satu hal yang bikin puas, kontak di antara mereka nggak pernah sedikitpun membosankan buat saya. Bahkan saya yang seringkali mementingkan plot dan development pun takluk terhadap betapa gemesin dan angetnya anime ini sampe tamat! Walaupun tema utamanya tetep cuteness, tapi terus diolah secara kreatif per episode dengan memanfaatkan karakter-karakternya dengan sangat baik. Selalu D'AWWWWW~ (>__<)
~!@#$%^&*()_+ (>__<) |
Sekarang, artwork. Kalo anda suka desain karakter yang lucu dan sesekali dibikin chibi/deformed, maka anda tidak akan menemui masalah. Yep, termasuk saya. (≧∀≦) Masalah pewarnaannya, buat saya udah cocok untuk anime dengan tipe seperti ini. Bright and colorful.
Ada lagi hal kecil dalam masalah visual yang saya suka meski beberapa orang mungkin mengabaikannya. Apa itu? Yap, frame transisi antar scene. Simpel, unik, dan artistik. Contohnya yang kayak gini:
Musik...meski gak ada satupun baik opening maupun ending theme yang menguasai playlist saya, tapi harus saya akui kalo dua-duanya itu cukup enak di telinga. Diciptakan seimut dan selucu mungkin!
Sempurna? Tentu tidak.
Pertama, beberapa kalimat jokes (punchline) yang garing buat saya. Entah saya yang dodol atau emang gak lucu beneran, yang jelas saya nggak ketawa di beberapa dialog meski saya tahu kalo maksudnya adalah untuk ngelucu. Slapstick-nya jauh lebih konyol dan bikin ngakak.
Kedua, gak ada konklusi. Well, saya bisa memaklumi, karena anime ini adalah adaptasi dari manga 4-koma/4-panel serta fokusnya adalah lawakan dan interaksi karakter yang menggemaskan. Tapi...saya jadi merasa butuh season 2 supaya tau gimana proses Io sama Tsumiki jadian, huh! (>__<)
Ketiga, bisa dikatakan kalo anime ini gak punya plot. Saya nggak mendapatinya sebagai kekurangan, karena saya udah ngerti kalo anime ini adalah character-driven, bukan plot-driven (iya lah, namanya juga komedi romantis slice of life). Tapi saya cuma mau kasih tau, buat anda yang kurang suka sesuatu tanpa alur cerita, mungkin anime ini bukan untuk anda.
Don't make her mad!! (O__O) |
--------------------
Rating:
8.7/10 (B+ rank) buat anime ini untuk cuteness, heartwarming aura, permainan antar karakter, dan juga untuk Tsumiki x Io nya. Amat sangat cocok sebagai pelepas stress (setelah sekolah, kuliah, kerja). Dijamin langsung ilang deh segala macem depresi! d(≧∀≦)
Sangat direkomendasikan untuk para penonton yang suka segala sesuatu yang imut dan anget, dibungkus dalam paket komedi romantis slice of life yang slow-paced.
***
wah lucu sekali animenya. dah liat saya
ReplyDeletedatang juga ya ke http://animeterbagus.blogspot.com/
INI.LOLI.BANGET.
ReplyDeleteTsumiki korban dikompres sih #plak
DeleteIo gak pekaa!!!
ReplyDeletePercayalah, kalo Io peka, anime ini bakalan jadi drama shoujo-romance :v
DeleteBukan Slow Paced min, malah gak ada pace karena gak berkembang alias gitu gitu aja kisah cintanya si Tsumiki ke Io. Btw ane lumayan suka buat refreshing aja sih. Kebanyakan mikir anime ber-plot, kadang butuh relaksasi. Dan Place to Place jadi tempat istirahat yang asyik...
ReplyDeleteBedakan antara pacing dan development. Kalo yg seperti Anda bilang itu namanya "no development", bukan nggak ada pacenya...
DeleteSemua cerita itu ada pace-nya selama ada adegan" yang diceritakan, cuma rentetan kejadiannya diatur kecepatannya.
Yg nggak ada pace itu namanya gambar statis tanpa skenario XD
Yep, Acchi Kocchi ini memang sengaja buat relaksasi kocak"an aja, dan kebanyakan adaptas 4-koma juga begitu.
kalo saya nonton ini ngakak sendiri, terkadang yang bikin lucu adalah saat mereka sedang serius menanggapi sesuatu tapi ujung-ujungnya itu adalah lawakan... kalau saya sih sudka dengan anime ini
ReplyDeleteHmmm... sejujurnya saya udah agak" lupa dengan detail anime ini karena nggak pernah rewatch. Apalagi saya nontonnya 4 taun yg lalu, pas ketika animenya ongoing.
DeleteCuma... kalo berdasarkan apa yang saya inget, saya jauh lebih doyan sisi imut" gemesin antara Tsumiki-Io daripada komedinya. Harus saya akui ini emang personal bias, soalnya sesuatu yang lucu imut" itu lebih gampang "nyetrum" diri saya. :3
Tapi saya bisa respect sama pendapat Anda kok. Dapetin sesuatu yang berbeda dari suatu jenis hiburan itu hak asasi masing". Toh sama-sama suka, cuma beda apa konten yang disuka. (y)
Yang cenderung membuat anime ini seru itu, menurut saja, adalah kekonyolan Mayoi yang gak ada habis-habisnya. Kayak adegan dia berangkat sekolah pakai kostum beruang. >_< Apa lagi pas ngejailin Hime-chi.
ReplyDeleteQuirky behaviour gitu kadang cukup ampuh jadi sesuatu yang "hit" dari satu karakter, apalagi kalo untuk komedi macem begini XD
Deleteanime yang saya cari2 ni
ReplyDelete