Thursday, December 5, 2019

[Review Anime] Houseki no Kuni

Pokoknya yang kanan bawah rambut ijo-biru itu karakter utamanya (Phosphophyllite).

Basic Information: http://anidb.net/perl-bin/animedb.pl?show=anime&aid=13165



Ngelantur Sebentar:

"Seberapa greget loe?"
"Gw kemaren nonton anime yang karakternya cakep-cakep."
"Trus?"
"Ternyata mereka nggak punya gender!"

#digebukin

Houseki no Kuni; 宝石の国; Negeri Para Permata.

Satu anime yang saya tonton 25-26 Oktober 2018 (wow emejing kakaks telat setaun lebi) karena penasaran kenapa skornya bisa 7.5++ di AniDB sewaktu review ini ditulis. Nggak ada alasan lain. Dan ternyata...

...mengejutkan!

Let's go to the review!



Sinopsis:

Planet ini telah 6 kali dibombardir meteor, mengakibatkan umat manusia tak bisa bertahan setelah yang keenam. Kehadiran manusia pun digantikan oleh para humanoid berstruktur dasar mineral, berasal dari materi genetik yang ditransformasi oleh mikroorganisme. Setiap individunya memiliki tugas khusus dalam komunitas seperti patroli rutin, tenaga medis, desainer busana, dan lain-lain. Kehidupan mereka juga jauh dari kata damai karena harus menangkal serangan secara berkala dari para Lunarian yang ingin menjadikan para manusia permata sebagai perhiasan dan ornamen.

Phosphophyllite (Phos) adalah yang termuda dari antara mereka dan belum menerima mandat untuk tugas apapun. Namun semuanya berubah ketika dia mendapatkan tugas untuk menyusun ensiklopedia.

Karakter utama kali ini bisa ambyar.... badannya.



Review:

Yup, anime ini memang mengejutkan. Selain karena alasan yang saya sebut di bagian Ngelantur Sebentar, tentu masih ada lagi faktor-faktor yang menyebabkan Houseki no Kuni menjadi anime yang, secara pribadi, bisa saya katakan unik dan berkesan.

Kelebihan!

Rambutnya (*_*)

Gem #1 - 3D Animation!

INI BARU NAMANYA ANIMASI 3D UNTUK ANIME!

Serius, udah beberapa kali saya ngeliat animasi 3D di anime yang... argh. Secara teknis memang saya nggak mengerti. Tapi kalo mata saya udah ngomel sewaktu ngeliat, berarti memang layak untuk saya kritik.

Kalo di sini?
Keren!
Houseki no Kuni malah bisa saya anggap menjadi standar baru untuk animasi 3D dalam dunia anime.

Meski overall udah nyaman diliat (dengan membutuhkan sedikit "waktu adaptasi" untuk mata saya), tetep ada beberapa hal yang secara spesifik saya suka.

Pertama, rambut. Saya suka BUANGET rambut berkilau tiap karakternya, khususnya buat Diamond. It's freaking awesome, man! Dan coba bayangin harganya kalo dijual. Kedua, animasi fast motion-nya. Setiap kali ada aksi konfrontasi dengan Lunarian itu mantep abis, betah ngeliatnya. Terus... lagi-lagi Diamond berhasil mencuri penglihatan saya dengan aksi larinya di episode 3. Melintasi padang rumput, menari-nari menggunakan pohon sebagai pijakan, hingga lompatan tinggi berlatar bulan purnama itu... rasanya bener-bener pengen teriak histeris! #AkuPingsan


Gem #2 - BGM!

Faktor yang ini juga nggak kalah keren. Saya menikmati banget background music yang dimainkan ketika para manusia permata itu bertarung. Instrumen violin yang dimainkan secara cepat sangat mendukung amtosfer action yang ditampilkan, menambah tension dan gregetnya berkali-kali lipat.

Nggak lupa juga untuk background music dengan dentingan-dentingan kagura suzu (sound) dan kane (sound) yang menyertai kedatangan Lunarian. Sangat berhasil untuk menonjolkan nuansa mistis dan misterius dari makhluk-makhluk putih pucat tersebut.

.....adegan ini creepy sumpah (-_-)

Gem #3 - Seiyuu!

Saya sukses dibuat terbengong ketika melihat jajaran seiyuu perempuan profesional nongol banyak banget di anime ini. Nggak mungkin saya sebut satu-satu karena saya yakin, untuk Anda yang udah dari lama nonton anime akan mengenali hampir semua (atau mungkin semua) nama yang ada.

Hebatnya lagi, semuanya berhasil membawa kepribadian tertentu hanya dari cara bicaranya. Gentle-nya Diamond lewat Kayano Ai, antusiasnya Red Beryl karena warna suara Uchida Maaya, misteriusnya si kembar Amethyst melalui Itou Kanae, hingga gaharnya Bortz dengan suara Sakura Ayane... wow. Bener-bener luar biasa!

Siapa yang kelewat? Tentu aja karakter utama kita, Phos!

Kurosawa Tomoyo di sini harus saya acungi 2 jempol karena sukses mengisi suara 2 kepribadian yang berbeda untuk satu karakter, yaitu Phos versi bocah tengil dan Phos versi satu lagi (no spoiler, guys! :P). Dan menurut kuping saya, keduanya cocok! Setelah saya anggap biasa aja sewaktu mengisi suara Kumiko di Hibike Euphonium, di sini potensinya berhasil tergali lebih dalam lagi.


Gem #4 - Interesting Worldbuilding!

Bukan yang terdetail yang bisa ditawarkan (mungkin karena belom tamat juga ceritanya), namun ide yang digunakan sebagai basis worldbuilding di anime ini punya keunikan tersendiri jika dibandingkan dengan anime-anime fantasy (yang sekarang dibanjiri isekai) pada umumnya. Rata-rata itu... antara berdasarkan medieval - early modern Eropa atau bernuansa budaya Jepang/Shintoisme banget.

Di sini, saya akui penyusunan worldbuilding-nya punya sisi kerennya tersendiri karena nyerempet ke spektrum science fiction lewat eksposisi tentang asal-usul latar tempat serta para makhluk yang ada, tetapi tersamarkan secara cantik oleh nuansa fantasy melalui atmosfer Buddhis yang kental.

RAMBUTNYA NYALA BRO ABIS NELEN BATRE XYZ ALKALIN

Gem #5 - Main Character Arc!

(Ada spoiler dikit ya di sini)

Sampailah kita ke faktor kelebihan terakhir, yaitu faktor yang SANGAT menentukan seberapa bagus anime ini di mata saya, yaitu bagaimana perkembangan Phos dari episode 1 hingga 12.

Oh ya, saya nggak pake kata "development" di sini karena konotasinya cenderung positif. Sementara di sini, character arc Phos lebih mendekati arc seorang fallen hero yang perkembangannya malah makin suram. Dan formulanya udah baik!

Untuk Anda yang masih awam tentang penulisan suatu karakter dalam cerita, nggak usah khawatir, saya akan bahas sekilas di sini.

Pada umumnya, perkembangan karakter yang oke pada sebuah cerita bertumpu pada 2 hal:
  1. Apa yang karakter inginkan (want) - sifatnya eksternal, berkaitan dengan plot
  2. Apa yang karakter butuhkan (need) - sifatnya internal, berkaitan dengan tema
Mari kita uji Phos dengan 2 filter di atas.

Di episode 1, jelas diceritakan keinginan Phos untuk ikut membasmi Lunarian seperti saudara-saudaranya. Masalahnya satu, dia lemah. BANGET. Dikeplak dikit badannya langsung rontok. Untuk itulah dia ingin (want) punya kekuatan yang lebih dibanding dirinya sekarang. Sepanjang 12 episode, want-nya si Phos inilah yang menggerakkan plot dan dengan jelas bisa kita amati secara visual, di mana dia "menyerap" elemen maupun mineral yang bukan phosphopyllite. Hasilnya, dia bener-bener jadi lebih sakti makin mendekati episode 12.

Selanjutnya, kita lihat apa yang sebenernya dibutuhkan (need) Phos. Sekilas, sepertinya nggak ada hal yang perlu disadari oleh dirinya. Pengendalian diri? Kerendahan hati? Kerelaan untuk berkorban? Atau power of friendship?

Nope. Salah semua. Seandainya salah satu hal tersebut merupakan need si Phos, maka character arc-nya nggak akan jadi fallen hero. Kenapa? Karena di sini dibutuhkan need yang kontradiktif dengan want.

Jadi... udah ketemu need-nya si Phos?

Yap, betul sekali. Detachment to power!

Petunjuknya ada di motif Buddhisme yang tersebar di sepanjang cerita. Saya sendiri bukan beragama Buddha (jadi tolong dikoreksi kalo salah), tetapi saya pernah denger kalo dalam agama Buddha, "keterikatan dengan hal-hal duniawi" itu salah satu yang wajib dibuang dari dalam diri manusia agar dapat mencapai nirwana.

Dan... bisa Anda tebak, attachment Phos pada kekuatan (sementara need-nya adalah detachment), di mana dia bergantung pada kekuatan-kekuatan baru yang diperoleh, justru membawanya ke dalam jurang yang kelam. Keinginannya untuk menjadi makin sakti malah menghilangkan optimisme dan wajah ceria. Jika pada kisah-kisah lain seorang protagonis yang makin kuat memampukan dirinya mengalahkan villain terakhir, pada kasus Phos malah membuatnya jatuh ke dalam depresi (yang dipicu akibat kehilangan Antarcticite). Memori masa lalunya pun terancam terkikis lenyap. Perjalanannya dalam mengejar apa yang dia inginkan bertentangan apa yang dirinya butuhkan, yang sekaligus menjadi tema anime ini yang sarat dengan nilai Buddhisme, yaitu "melepaskan diri dari keterikatan akan hal-hal duniawi, yang dalam kisah ini adalah kekuatan". Jadilah seorang fallen hero sejati yang berhasil dalam faktor eksternal, namun gagal secara internal.

.......kok agak horor ya matanya tiga gitu


Selanjutnya, kelemahan.

Pertama, nggak ada ending. Iya, iya. Saya tahu manganya masih ongoing sewaktu adaptasi animenya tayang, tapi yang saya nilai kali ini adalah anime secara tersendiri. Memang nggak greget dan gantung sih episode 12-nya. (-_-)

Kedua, karakternya kebanyakan. Ke-12 episode ini rasanya jadi kayak "perkenalan" doang. Hasilnya? Ada aja nongol batu akik karakter yang munculnya dikit-dikit (biar yang nonton sekedar inget warna rambutnya) dan nggak digali karakterisasinya supaya nggak ngabisin screentime Phos.


---------------


Rating:

8.8/10 (B+ rank) untuk Houseki no Kuni karena character arc Phos yang menarik, worldbuilding yang unik, jajaran seiyuu yang profesional, serta taburan musik latar yang menambah citarasa storytelling. Nggak lupa juga untuk animasi 3D-nya yang boleh dikatakan menjadi standar baru dalam dunia anime.

Direkomendasikan untuk yang ingin mencari anime action yang unik dan berbeda, atau Anda yang muak dengan animasi 3D pas-pasan dalam anime. :P

KABUR DULU CUY

***

No comments:

Post a Comment